Page 1.5 - Flower Petals

96 13 5
                                    

Flower Petals
By writerbbang

⚠️ Dead, blood ⚠️

-until the last flower petals fall I still love you-

***

"Kak, aku takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, aku takut." Rosé memegang tangan yang lebih tua begitu erat seolah kalau genggaman tangan itu terlepas maka seluruh hidupnya juga akan hilang.

Dor! Dor!

Terdengar kembali suara desingan peluru. Rosé menutup telinga dengan tubuh yang bergetar takut.

"Tunggu di sini. Kakak harus melihat keadaan."

Rosé tentu saja menolak keras. Ia genggam tangan itu erat. Pipinya sudah basah oleh air mata. Terakhir kali ibu juga mengatakan hal yang sama, tetapi sampai sekarang ibu bahkan tak memberi kabar. Jadi apa ia harus percaya pada perkataan sang kakak?

"Bersembunyilah di sini. Kakak mungkin tidak bisa menjamin apa kakak bisa kembali padamu dengan selamat. Tapi kakak bisa menjamin keselamatanmu. Kamu akan baik-baik saja." Senyum sang kakak terlihat tulus, akan tetapi Rosé sadar jika senyum itu mungkin saja akan menjadi senyum terakhir yang bisa kakaknya tunjukan.

"Berhentilah menangis. Kamu sudah besar sebentar lagi masuk perguruan tinggi."

Tangisan itu makin deras.

Tap tap tap

Kakak membungkam mulut sang adik dengan tangan ketika terdengar suara derap kaki. Lalu tanpa banyak bicara, ia buka plafon rumah lantas membantu Rosé naik dengan bantuan punggungnya. Sebagai anak lelaki tertua sudah tentu ia harus bisa menjaga sang adik. Diambilnya tongkat baseball kemudian sebelum keluar ia pandangi wajah Rosé seolah mengatakan jika semua akan baik-baik saja. Nyatanya tidak demikian. Sang kakak merupakan pembohong besar.

Dor!

Suara tembakan disertai suara jeritan yang memilukan telah berhasil membuat Rosé bangun dari mimpi buruk yang tiada akhir itu. Titik-titik keringat bermunculan di dahi. Rambut panjangnya begitu berantakan. Wajah cantik dengan kulit mulus itu berubah begitu pucat. Napasnya memburu. Badannya bergetar hebat. Selain membungkus diri dengan selimut, yang bisa dilakukan gadis itu hanya menangis sampai suaranya serak.

Bunga mawar yang ia taruh di dekat jendela menggugurkan satu kelopaknya. Pantulan cahaya rembulan menerobos masuk disela gorden. Rosé sadar jika ia harus bangun dari mimpi buruk ini.

***

"Kasus pembunuhan terhadap polisi Park dan keluarganya resmi ditutup hari ini setelah dua tahun. Pihak berwajib mem-"

Bip!

TV ia matikan. Kotak di atas meja ia tutup kembali setelah mengambil pistol dari dalam sana. Dengan panjang rok yang menutupi bagian lututnya, ia dengan mudah menyembunyikan pistol itu. Matanya menyiratkan sebuah tekad. Setelah merenung beberapa hari akhirnya dengan penuh resiko ia pun membuat keputusan yang sangat berani. Hari itu kelopak bunga di jendela kembali jatuh. Hanya tersisa satu kelopak lagi maka semuanya benar-benar berakhir.

Page by Page (BangRosé)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang