I Hate to Admit it
By writerbbangI don't want to accept it, I still miss you. How could I forget? We promised. I don't want to accept it, it's hard to understand. How could I forget, the day you lied to me? I can't stop thinking about you. just stay with me.
-Bang Chan "인정하기 싫어" -
Apa hidupku seperti lelucon? Aku merasa sedang dipermainkan takdir. Selama ini yang selalu aku lakukan adalah mengelak akan fakta, tetapi aku sadar. Mengelak pun percuma. Setiap malam yang kulalui untuk memikirkannya hanya akan menjadi sia-sia belaka. Aku tahu semua tak akan lagi sama. Ia yang telah memilih dan memutuskan untuk pergi. Meninggalkan luka yang sampai saat ini tetap bertahan. Lalu kenapa aku masih bertahan pada masa lalu sedang ia telah berjalan pergi meninggalkanku seorang diri?Aku benci mengakui ini, tetapi aku sungguh merindukannya. Ia yang dulu telah berjanji. Kita yang dulu telah berjanji dan telah merangkai masa depan bersama nyatanya hanya angan kosong. Ia berbohong padaku. Sungguh, kenapa harus seperti ini? Aku masih ingat betul saat di mana janji itu ia khianati. Aku merasa duniaku hancur. Tanah yang kupijak rasanya runtuh bersamaan dengan hatiku yang belum siap menerima apa yang terjadi. Apa kata 'selesai' semudah itu ia ucapkan? Sedang aku saja tidak sanggup untuk mengatakan itu padanya.
"Kita selesai, Chan."
"Kenapa? Apa aku boleh tahu alasannya? Kenapa kamu tiba-tiba mengatakan itu?"
"Karena aku rasa kita tidak bisa bersama lagi. Semuanya sudah cukup sampai di sini."
Kenapa selama ini kamu berbohong padaku? Kenapa harus seperti ini? Kenapa harus kamu?
"Apa itu bisa menjelaskan semuanya? Aku rasa tidak, Roseanne Park. Kamu salah."
"Semua sudah selesai, Christopher. Apa lagi yang harus kujelaskan? Aku dan kamu bukan lagi menjadi kita. Kisah aku dan kamu sudah selesai, Chris."
Sungguh. Selama ini kupikir aku dengannya akan memiliki kisah yang indah nyatanya luka itu justru diberikan olehnya. Semua angan yang telah kita lukis ternyata tak seindah itu. Aku tahu ia tak akan bisa kembali karena ia yang telah menghancurkan semua ini, tetapi aku juga tidak tahu. Aku ingin menyerah tetapi aku tidak bisa. Aku masih berharap walau aku tahu itu tak akan bisa terjadi. Aku telah bersamanya sekian lama, banyak kisah yang telah kami bagi bersama. Aku telah bertahan dan menunggu sekian lama apa semua itu harus berakhir seperti ini? Aku rasa aku memang tidak boleh menyerah. Sepanjang malam yang kulalui, aku tidak bisa berhenti memikirnya. Jadi bisakah ia tetap bersamaku? Ya, aku tahu. Aku memang bodoh.
Alunan piano mulai terdengar di setiap sudut hall megah ini. Aku tidak akan pernah lupa hari ini, bahkan di hari di mana ia membohongiku. Biar aku saja yang terluka. Biarlah aku yang berharap seorang diri. Ini sulit dimengerti. Aku benci mengakui jika aku merindukannya bahkan entah untuk keberapa kali, aku tidak ingat. Mungkin nanti aku akan benar-benar bisa melupakannya.
"Chris."
Tepukan di bahu telah membuyarkan gelembung lamunan yang kubuat sedari melantunkan lagu. Semua orang bertepuk tangan padaku termasuk wanita itu. Wanita yang hari ini sungguh terlihat sangat cantik dengan gaun pengantinnya. Aku tak tahu harus bagaimana, tetapi yang jelas pertama-pertama aku harus mengucapkan selamat.
"Selamat atas pernikahanmu, Chaeyoung-ah. Selamat atas hari bahagiamu."
Walau sulit. Aku memang harus melakukannya.
"Terima kasih, Chan."
Aku benci mengakui ini, sungguh. Aku memang masih merindukannya.
Aku nggak tahu kenapa Chan tiba2 bikin lagu galau. Kayaknya bapak leader yg satu ini udah terverifikasi sadboy. Maaf kalau kependekan. Lain waktu aku bakal bikin cerita yang lebih panjang.
Dan
Jangan lupa dengerin lagunya
KAMU SEDANG MEMBACA
Page by Page (BangRosé)
NouvellesPage by page merupakan kumpulan cerpen dengan cast aussie line (Bangchan & Rosé) dengan berbagai genre. Bisa jadi suatu saat ada cerita dengan cast berbeda. Tergantung mood penulis aja. Lembar demi lembar, ada kisah kita dengan tinta penuh warna ya...