Page 1.2 - Day & Night

147 18 7
                                    

Day & Night
By writerbbang

I really want to hug you, so you can rest on your tired day

Jung Seung Hwan - Day & Night (Ost. Start Up)

 Start Up)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kata banyak orang, cinta pertama tidak pernah berhasil. Dan Chan sepertinya menyetujui hal itu. Awalnya ia tidak percaya jika ia pada akhirnya menemukan cinta pertamanya karena semua terjadi begitu saja. Ia pikir perasaan itu hanya bertahan sementara sayangnya tidak. Cinta itu melekat begitu kuat hingga membuat Chan rasanya mau gila. Bagaimana mungkin ia bisa mencintai orang asing hingga seperti ini.

Semua bermula ketika Chan yang baru saja mengakhiri kelas melewati ruang penyiaran. Di depan ruang penyiaran begitu penuh sesak oleh orang-orang yang berkumpul entah untuk melihat apa. Mereka sudah seperti kumpulan penggemar yang sedang menunggu idolanya. Berbekal rasa penasaran itu. Chan ikut mengintip.

Deg.

Dan seperti dihisap ke dalam lubang waktu. Chan merasa dunianya berhenti sekejap. Detik jam terasa begitu lambat. Oh tunggu. Ini terlalu berlebihan, tetapi sungguh. Seperti memiliki magnet, Chan tidak bisa berpaling dari seorang gadis yang sedang duduk di ruang penyiaran. Rupa-rupanya gadis itulah yang menjadi perhatian banyak orang. Chan membulatkan mata ketika menyadari jika tatapannya dibalas gadis itu. Tak lama senyum gadis itu terkembang. Tidak. Chan tidak mau terlalu percaya diri, tetapi itu sudah terlanjur. Chan sudah terlanjur merasa jika senyum itu hanya diperuntukkan untuknya.

***

Musim panas sepertinya datang lebih lama, matahari selalu bersinar terik sekali ketika siang hari. Chan membalut kaos oblong abunya dengan kemeja flanel hitam. Earphone ia pasang di kedua telinga. Semua orang terlihat sedang melakukan aktifitas mereka masing-masing. Bibi penjual corn dog menyapanya seperti biasa dan Chan akan membantu bibi itu mengangkat derigen air tanpa persetujuan lebih dulu. Seperti sebuah rutinitas. Chan selalu membantu bibi penjual corn dog ketika melewati kedainya.

"Terima kasih, Chan-ah." Bibi Choi menepuk punggung Chan, "Lain kali mampir lebih lama."

Chan tak menjawab hanya tersenyum singkat lantas kembali melanjutkan perjalanan setelah membungkuk hormat.

"Permisi." Seseorang memanggilnya dengan nada lembut.

Oh?

Chan terkejut. Gadis ini. Gadis yang ia temui di ruang penyiaran. Kebetulan macam apa ini?

"Begini ... Eum aku baru saja pindah kemarin di sekitar sini."

Baru saja pindah? Itu berarti mereka akan sering bertemu? Chan dalam hati bersorak senang, tetapi tak mau menunjukkan dengan kentara. Chan justru memasang wajah datar dan dingin seperti biasa.

Page by Page (BangRosé)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang