Page by page merupakan kumpulan cerpen dengan cast aussie line (Bangchan & Rosé) dengan berbagai genre. Bisa jadi suatu saat ada cerita dengan cast berbeda. Tergantung mood penulis aja.
Lembar demi lembar, ada kisah kita dengan tinta penuh warna ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
if someone coming within 30 cm If you give it all away there you are in love
-30 cm, Park Jiwoong-
Apa itu cinta? Rosa sudah memberikan segalanya tetapi ia berakhir dikhianati. Ketulusan yang ia berikan hanya dibalas oleh rasa sakit. Ia terlalu percaya diri jika dirinya merupakan orang yang paling dicintai hingga kenyataan menghancurkan kepercayaan diri itu sampai menjadi debu. Suara gemuruh ombak yang bertemu dengan bebatuan karang menjadi pelipur yang bahkan sia-sia. Terpaan angin yang menerpa bahkan tak bisa membawa semua rasa sakit dan kecewanya.
"Brengsek!" Rosa memaki entah pada siapa mungkin pada nasibnya yang malang.
"Oh sialan!"
Sekali lagi ia memaki namun bukan untuk nasib malangnya melainkan pada sandal yang ia sengaja taruh di sisi tubuh tiba-tiba ditarik air laut yang datang.
"Aish. Dasar air laut sialan, gue tau nasib gue lagi ga mujur tapi bukan berarti lo bisa ambil sandal gue juga. Hoi balikin sandal gue!" Rosa meluapkan emosi yang sudah ia tahan sejak lama, "Gue bilang balikin! Dasar brengsek! Dasar pengkhianat!"
"Kalo lo sabar nunggu, sandal lo bisa balik lagi kok."
"Astaga!" Rosa berjingkat kaget.
Seseorang tiba-tiba saja sudah berdiri disamping Rosa yang masih kesal. Dengan kaos putih oblong dan celana jeans robek serta gitar dalam gendongan yang bahkan tak dimasukkan tas seolah ingin menunjukkan jati diri sebagai seorang pengamen. Rosa memperhatikan dengan seksama pria di sampingnya itu. Wajahnya lumayan tampan walaupun terlihat seperti seorang musisi jalanan atau pengangguran.
"Dan satu lagi, jangan maki-maki laut. Laut nggak salah. Laut itu pengkhianat? Kata siapa?" Pria itu kembali buka suara.
Rosa menatap malas, "Kapan?"
"Apanya?"
"Kapan sandal gue balik?" ucap Rosa kesal.
"Mana gue tau, bisa sejam lagi, dua jam lagi, atau nanti sore? Eum atau mungkin malam kali ya?"
"Hoi jangan bercanda dong!" Rosa makin dibuat emosi. Ia sudah cukup pusing dengan banyaknya pikiran yang terus memenuhi otaknya, cukup sampai situ saja. Rosa tidak ingin dipusingkan oleh pria aneh dengan gitarnya ini.
