5.arisan

1K 130 16
                                    

Acara arisan yang sangat membuat mama ketakutan akhirnya datang juga.

Aku sibuk menyiapkan minuman di dapur bersama mbak imah_art di rumahku. Biarin lah aku mending sibuk bantu-bantu dibelakang daripada nanti di introgasi masal oleh keluarga besar.

Ya arisan ini arisan keluarga. Dari keluarga jauh sampai keluarga deket ngumpul semua disini.Arisan sebulan sekali yang tempat acaranya keliling dari satu keluarga ke keluarga yang lain. Tujuannya untuk menjalin silaturahmi.
Biar gak kepaten obor

"Kok gak ikut ke depan Din?"suara ibu-ibu umur awal 50an membuatku menoleh ke arah ujung dapur_sebelah toilet.

Aku melongok,kulihat tante Ratih berjalan ke arahku sambil mengelap tangannya dengan tisu.

"Emmmm..engga tante...em...nanti deh kedepannya,takut si embak keteter"jawabku cari alasan. Aku kembali melanjutkan menjerang air.

"Takut ya,kena sidang"dia berucap sambil ngeloyor sinis ke ruang tamu.

Dia Tante ratih_saudara jauh mama . Sebelum aku resmi bertunangan sama Nico aku menolak lamaran tante Ratih untuk anak semata wayangnya.

Sebenarnya tante Ratih hendak menjodohkan aku dengan anaknya. Tapi karena lagi itu aku sedang menjalin hubungan dengan si mesum Nico jadinya aku tolak niatnya. Akhirnya dia jadi seperti  dendam gitu sama aku dan keluargaku.
Ya mungkin dengan keadaan aku yang sekarang yang notabene gagal nikah lagi,itu cukup membuat kekesalannya kepadaku terobati.
Mungkin ya.

Tak lama sehabis tante Ratih nyamperin  aku ke dapur aku akhirnya ke ruang tamu menuju ke tempat arisan . Tidak  enak juga kan kalau tidak   muncul di acara.
Paling gak  ini sudah tengah acara jadi aku nggak  usah berlama-lama di sana.

Ada sekitar 20 orang lebih berkumpul disini. Kutarik nafas dalam-dalam dan aku cari tempat kosong untuk duduk.Karena kebetulan kami duduk di karpet. Soalnya kursi tak akan muat menampung orang yang lumayan banyak ini.Sebenarnya papa mengusulkan sewa kursi ,tapi mama menolaknya. Katanya kalau duduk lesehan gini lebih membaur,dan lebih kompak kata mama.....
Iya kompak..kompak ngomongin aku kan.

"Eh calon pengantennya akhirnya keluar juga"entah suara siapa aku nggak begitu kenal,yang pasti dia keluarga jauh.

"Husss.sembarangan kamu Ni...emang belum denger kabar Dinda gagal kawin lagi"itu suara tante Ratih. Aku hanya bisa tersenyum masam.

"Haaa,,,masak gagal lagi Din???beneran???haduhh sayang banget yaaa udah lama nunggu dua taonan juga....emang kenapa lagi Din?"Tante itu bertanya sambil tangannya nyomot kue yang ad di toples. Sontak semua mata yang ada di tempat itu ngarah ke arahku semua.

"Gak papa tante"jawabku singkat sambil membenarkan letak dudukku.

"Yaaa gagal donkk dapet suami DIREKTUR"sudah dipastikan suara nyinyir itu suara tante Ratih.

"Ma...."kudengar suara di sebelahku menegur Tante Ratih.
Eh?
Ma?mama?berarti......oh my god.....kenapa aku harus duduk disini sih tepat disampingnya.
Disamping anak tante Ratih_ Kala ya namanya Kala. Seorang PNS di dinas kehutanan. Sepupu yang lamarannya aku tolak.

Kulihat tante Ratih sudah mulai diam tak bertingkah lagi. Suaminya sedang menasehati dengan berbisik disampingnya.

Dan disinilah aku sekarang,yang merasa jadi canggung karena salah pilih tempat duduk. Duduk di samping orang yang sudah aku tolak lamarannya. Aku harus gimana ya ?
menyapa  dulu apa jangan ya??

"Em...mas apa kabar?"tanyaku akhirnya basa basi. Sekilas aku melihatnya. Masih sama seperti 2 tahun yang lalu. Masih tampan dan berkharisma.

"Baik Din,omongan mama tidak usah masukin di hati ya"balasnya berusaha menenangkan hatiku. Aku hanya mengangguk reflek.

KEBELET KAWIN ( Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang