"Sakit 'Nick" aku berusaha melepaskan tanganku yang ditarik oleh Niko. Ini sudah sampai di ruangannya,tapi tanganku tetap di cekal dengan keras tanpa ampun. Mungkin nanti kalau dilepas bakal membiru saking eratnya dia mencengkeram.
"Nggak akan aku lepasin!kamu ya aku tinggal dua hari doang sudah maen gila sama Raka"ucapnya ketus. Matanya menyorot tajam ke arahku . Dia mengetatkan rahang , menahan emosi.
"Jangan seenaknya ngatain aku main gila!kita sudah tidak ada hubungan lagi"jawabku akhirnya sambil mendengus kesal.
"Oke. Kalo alasan kamu bilang karena kita sudah tidak ada hubungan lagi....kenapa harus Raka?kenapa???dia abangku !!!!"kali ini dia teriak. Tanganku dihempaskan kasar,lalu dia menjambak rambutnya yang memang sudah berantakan sedari tadi. Matanya menyorot tajam ke arahku. Terlukis raut kecewa di wajahnya.
Aku tetap berdiri mematung di tempat ini,lidahku kelu tak bisa menjawab. Tak ada satupun kalimat yang terlintas dalam pikiranku. Memang secara akal sehat hubungan kami bertiga ini diluar adab. Kami yang baru saja berpisah dan sekarang aku malah menjalin hubungan dengan kakak kandungnya. Memang sangat tidak manusiawi untuk pihak Niko.
"Apa kamu sengaja kemaren mutusin aku , biar kamu dapetin Raka?__karena dia lebih kaya? lebih banyak sahamnya. ,lebih banyak asetnya . Iya ?kamu sengaja kan ngelepas aku buat dia?matre banget kamu ya!!"
"Ini bukan masalah uang !!!"jawabku penuh emosi. Mataku membeliak dengan tangan mengepal. Karena kata-katanya teramat menyakitkan. Tak terlintas sedikitpun dalam benakku seperti yang Niko tuduhkan.
"Jadi karena apa???kamu bisa nerima dia tapi tidak bisa nerima aku? Padahal kami sama-sama BRENGSEK"ucapnya sambil berkacak pinggang. Lalu dia mengendurkan dasi dan membuka kancing atas kemejanya.Sesak. Dan dia membuang muka dariku.
Tunggu!!Sama-sama brengsek?maksudnya apa? apakah ini alasan yang akan diucapkan Raka tadi?
"Maksud nya apa ___kalian sama-sama brengsek?"Nada suaraku memelan,antara terkejut dan tak percaya. Kulihat dia berjalan pelan ke sisi kiri ruangan dan dia menarik tirai. Tatapannya keluar ruangan , dan berkali-kali dia menghembuskan nafas kasar.
"Aku memang brengsek hampir mau nidurin kamu. Tapi kamu tau Raka___dia cuman mau manfaatin kamu buat nutupin gosip yang sudah kesebar." Akhirnya dia bicara sedikit lemah_sarat penyesalan,tapi hal itu malah membuat ku jadi penasaran.
"Gosip?"aku membeo. Nafasku tiba-tiba tercekat.
"Ya. Kamu pasti belum dengar kan gosip kalo dia gay???"mata Niko melotot ke arahku. Setengah kaget aku mendengar jawabannya .
Terasa tak mungkin cowok yang kelihatan 'laki' banget seperti Raka adalah gay. Hatiku menyangkal tapi tak juga mau percaya mengingat lamaran yang tiba-tiba itu membuat ucapan Niko masuk diakal."padahal sebenernya dia bukan gay. Tapi dia aseksual dia tidak bisa sama cowok maupun cewek. Dan perlu kamu tau kamu bakalan dinikahin doang nggak bakal di 'kawinin'."
Aku makin tercekat.pundakku luruh . Ternyata alasannya seberat ini. Astaga,apa yang harus aku lakukan?? Kaki ku terasa lemas tak bertulang."Jadi please,Din tinggalin dia,kita mulai lagi dari awal"dia berbalik dan maju mendekatiku, wajahnya menunduk menatapku yang enggan menatapnya ,tangannya terulur,menggenggam jemariku yang mungkin sudah sangat dingin karena terpukul kenyataan yang bertubi-tubi. Satu tangannya bergerak ke atas mengusap pipiku dengan lembut.
Aku menarik nafas panjang dan hanya bisa menggelengkan kepala,dengan pikiran dan pandangan yang kosong, melerai tangan Niko dari tangan dan pipiku.
Rasanya tak akan ada harapan untuk hubungan ini . Tapi aku juga tak bisa berpikir untuk hubungan dengan Raka ke depannya seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBELET KAWIN ( Lengkap)
Short Story"Katanya kamu udah dikawinin ama pohon randu di deket kuburan. itu alasan kamu nggak kawin-kawin" "yaampun mama ngapain dengerin kata tetangga sihhh???." Ini juga mamaku maen iyak iyak aja pas disuruh dateng ke tempat mbah jambrong buat...