Pagi-pagi sekali aku sudah tiba di kantor. Sengaja aku datang pagi-pagi buta agar tidak dijemput Raka. Aku nggak mau timbul gosip tidak jelas lagi.Lebih baik aku ke pantry untuk makan nasi uduk yang tadi aku beli di jalan. Gara-gara terburu -buru menghindari Raka akibatnya makanan mama tidak kemakan. Soalnya tadi masih terlalu pagi,nasi goreng mama belum matang . Alhasil aku ngacir tanpa sarapan dulu.
Saat tengah menyuap nasi uduk sambil menscroll layar handphone membaca status teman di WhatsApp,tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara yang cukup membuat aku kesal.
"Pecun lu ya,ngapain pagi-pagi disini!!!!ehm mau godain boss mana lagi???!!!!" Sialan pedes banget tuh mulut . Dia Meta _sekertaris boss Raka.
"Lo ngomong sama gue? Apa lagi ngomong pada diri lo sendiri??"aku akhirnya menjawab dengan ketus. Jarang-jarang aku bisa ngegas gini sama orang.
"Berani ngelawan lu ya sekarang,mentang -mentang sudah jadi simpenannya si boss!!!,pelacur dasar lo!!!!"dia menampar pipi dan mendorong bahuku,seketika aku berdiri hendak membalas perbuatannya . Namun tiba-tiba Rina datang dan menjambak rambut Meta.
"Lu tuh yang pelacur!dasar lo pelacur nggak laku!!!"ucapnya sambil mendorong dada Meta. Otomatis Meta terpental ke dinding dengan muka meringis menahan sakit.
"Udah,Rin yuk ,,jadi nggak selera makan"ucapku sambil membereskan piring dan membuang sisa nasi yang belum habis. Masih terlihat wajah sinis Meta sambil memegang pundaknya yang mungkin sakit.
Resikonya gede banget kan menerima lamaran Raka. Di bully ama fansnya iya,diomongin orang iya,dan hampir saja kemaren mau kehilangan sahabat satu-satunya.
"Kamu dicariin boss tuh"Rina memberitahuku saat jalan arah pantry menuju ruang kerja.
"Boss yg mana?"
"Ck,Pak Raka,masa iya Pak Niko,dia kan lagi di luar kota."
"Ngapain ya,aneh banget,pagi-pagi nyariin"
Dia mengangkat bahu.
"Tau ,kamu disuruh ke ruangannya"Akhirnya dengan berat hati aku datang ke ruangannya. Sampai didepan pintu aku ketuk pintu,dan dari dalam aku dengar dia mempersilakan masuk. Segera aku membuka pintu dan masuk. Jujur aku canggung. Ini pertama kalinya aku masuk ke ruangannya .
Ruangan ini lebih besar dari ruangan Niko. Terdapat meja kerja dan satu set sofa di tengah ruangan. Cat tembok didominasi warna gelap,seperti kepribadiannya yang tertutup. Di samping kiri terdapat pintu putih sepertinya itu toilet. Dan di sisi kanan ruangan didominasi dinding kaca tembus pandang yang cukup besar dari sini kita bisa melihat keramaian kota dan lalu lalang kendaraan.
Saat ini Raka sedang berdiri bersedekap di depan dinding kaca,tanpa memedulikan kedatanganku.
Apa dia sedang marah?
Entahlah. Aku pun juga enggan bertanya. Dan sekarang aku hanya berdiri membatu di ruangan ini."Kamu sengaja menghindari saya?"tiba-tiba dia bersuara. Masih tanpa melihatku. Sepertinya pemandangan di luar sana jauh lebih penting daripada aku.
"Saya jemput kamu tadi."dia kembali bersuara karena aku hanya diam."kamu belum sarapan juga kan?"dia melanjutkan kata-katanya lagi. Pertanyaan basa -basi mungkin ya.
"mama tadi nitip bekal buat kamu"
Akhirnya dia berbalik dan berjalan ke arahku. Aku masih diam tak bergerak dari tempat ku"Mama siapa?"tanyaku membeo
"Mama kamu lah,saya sudah bilang kan tadi jemput kamu. Duduk!kamu sarapan dulu"
"Saya sudah sarapan"ucapku akhirnya dia menyalang ke arahku lalu memaksaku untuk duduk di sofa. Selanjutnya tanpa aku sangka-sangka tangannya terulur ke pipiku. Eh?
Mau ngapain dia???jangan bilang dia mau......
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBELET KAWIN ( Lengkap)
Short Story"Katanya kamu udah dikawinin ama pohon randu di deket kuburan. itu alasan kamu nggak kawin-kawin" "yaampun mama ngapain dengerin kata tetangga sihhh???." Ini juga mamaku maen iyak iyak aja pas disuruh dateng ke tempat mbah jambrong buat...