Shinta - 01

394 18 0
                                    

"Assalammu'alaikum"

"Selamat pagi semuaaaa"

"Adek-adek, ayoo pada makan"

"Kalian kan pada mau sekolah"

"Ayoo duduk.., pelan-pelan.. ga usah berebutan".

"Ayo, yang gede bantuin yang lebih kecil"

"Iya pinter, makan yang banyak ya, biar kenyang, jadi kalian bisa menerima pelajaran dengan baik".

Begitulah kira-kira suara teriakan ku setiap pagi nya.

Setelah menyelesaikan ritual ibadah ku, aku lanjutkan dengan membantu Budhe Harti memasak buat tujuh orang adik-adik ku yang ada dipanti ini.

Aku Shinta, gadis yatim piatu yang sudah dirawat oleh Bunda Nisa - Pemilik Panti Kasih Bunda ini sejak bayi.

Menurut cerita Bunda, aku ditemukan di depan pintu panti. Tidak ada petunjuk apa-apa yang ditinggalkan oleh orang  yang sudah tega membuang ku. Hanya saja aku memiliki tanda lahir yang terletak di telapak kaki ku. Bentuk nya lucu, menyerupai bentuk hati.

Entahlah...
Siapapun itu orang yang sudah membuang ku, aku sudah tidak peduli, tidak juga mau ambil pusing. Masa bersedih, sudah lewat bagi ku. Dulu sewaktu kecil, melihat teman-teman ku yang memiliki keluarga  yang utuh, memang sering membuatku menangis. Tapi seiring waktu, aku sudah ikhlas.
Semua berkat Bunda. Bundalah yang memberi ku kekuatan untuk bertahan menghadapi kehidupan.

Yang terpenting saat ini aku sudah bahagia. Memiliki keluarga yang sangat aku sayangi. Ada Bunda, Budhe Harti dan Mang Dadang serta adik-adik ku semua.

Bunda adalah Ibu dari kami semua penghuni panti ini. Tidak ada yang tau pasti silsilah keluarga Bunda. Dan tidak ada juga yang berani menanyakannya. Yang jelas, Bunda adalah sosok Ibu terbaik di Dunia ini.
Karena aku adalah satu-satu nya anak yang bertahan di sini, sejak bayi sampai dengan sekarang usia ku menginjak 22 tahun, Bunda pun sudah menganggap ku seperti putri kandung nya sendiri, begitu juga dengan ku.

Kami memang seperti memiliki ikatan batin satu sama lain. Kadang pernah aku berfikir, jangan-jangan sebenarnya aku bukan anak buangan, melainkan anak Bunda sendiri, tetapi sengaja ditutupi dengan cerita lain.
Hahahaha....
Semua terbantahkan.
Setelah mendengar cerita dari Budhe Harti dan Mang Dadang. Karena merekalah yang menemukanku di depan pintu. Sedangkan Bunda, belum pernah menikah hingga kini.

Budhe Harti dan Mang Dadang adalah sepasang suami istri. Mereka adalah pasangan yang ditunjuk oleh pengacara orang tua Bunda, untuk menjaga Bunda.

Jadi menurut mereka, sepertinya Bunda Nisa ini adalah anak dari pasangan kaya yang meninggal saat kecelakaan. Saat itu Bunda kira-kira berumur 20 tahunan. Dengan bermodal uang warisan, Bunda membangun panti ini. Nah, untuk membantu nya dalam menjalankan  operasional, dia meminta sang pengacara untuk mencarikan pasangan suami istri yang nantinya bakal tinggal juga di Panti dan membantu nya dalam mengurus Panti.
Dipilihlah Budhe Harti dan Mang Dadang ini.

Budhe Harti dan Mang Dadang adalah pasangan yang belum dikaruniai buah hati, hingga kini usia mereka sudah tidak muda lagi. Walau demikian, tidak pernah mereka mengeluh dan merasa sedih. Bagi mereka, kami semua adalah anak-anak mereka.

Mereka tinggal paviloun kecil yang berada di belakang panti yang bisa tembus dengan pintu belakang panti. Namun, kesehariannya, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah induk panti.

Budhe Harti bertanggung jawab untuk urusan dapur, sedangkan untuk urusan menyapu, ngepel dan bersih-bersih, semua anak-anak panti mendapat giliran melakukannya dengan jadwal piket masing-masing.

Rama nya Shinta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang