Shinta - 05

124 13 0
                                    

Hari ini, seperti biasa, aku akan menghabiskan bekal makan siang ku di pantry. Jadi, memang sudah menjadi kebiasaan ku, setelah menunaikan shalat Zuhur, aku akan memakan bekal makan siang ku di pantry bersama para karyawan lainnya yang sama-sama membawa bekal makan siang dari rumah.

Hanya saja, hari ini aku akan menyelesaikan acara makan siang ku lebih cepat, karena aku dan team masih memiliki tugas penting. Jadi aku harus segera kembali ke ruangan bersama dengan team, mempersiapkan semua.

Setelah tadi CEO baru diperkenalkan kepada seluruh karyawan nya, kini saat nya seluruh Indonesia bahkan dunia akan tau mengenai CEO baru kami. Karena sekarang kami team PR kantor, sedang mengatur conference pers dengan awak media.

Menghubungi awak media awalnya merupakan tugas ku, Alhamdulillah  sudah di handle oleh Mbak Dian yang bertukar tugas dengan ku.
Kini awak media sudah mulai berdatangan dan mengambil posisi di dalam ruangan ini.

Ruangan yang dipilih untuk dijadikan tempat conference pers ini adalah salah satu ruang meeting yang memiliki ukuran lebih luas dibandingkan dengan ruangan meeting lainnya.

Di dalam ruangan ini semua sudah dipersiapkan oleh team ku. Walau persiapan nya cukup mendadak, namun Alhamdulillah team kami sudah cukup piawai mempersiapkan semua nya.

Kini aku di meja kerja ku sedang mempersiapkan draft pembukaan yang akan dilakukan oleh moderator. Karena tadi draft MC ku sudah dipersiapkan oleh Mbak Dian, aku berinisiatif untuk menyiapkan hal yang sama untuk nya.
Karena kali ini, moderator akan dipegang oleh Mbak Dian.

Tapi, kemana gerangan Mbak Dian?  Sejak istirahat, aku belum melihatnya. Mungkin dia masih di kantin menghabiskan waktu istirahatnya.

Bicara tentang CEO baru. Setelah acara di Aula tadi, kami malah sudah dua kali berpapasan di Masjid. Entah hanya perasaan ku saja, tatapan nya kepada ku bisa membuat nyali ku ciut.

Selama ini aku selalu bisa menjaga pandangan ku terhadap lawan jenis, tapi mengapa dengannya, mata ku justru melanggar aturan yang kubuat sendiri. Walaupun pada akhirnya, aku yang kalah dengan tatapan maut nya itu.

Tatapan yang awalnya selalu membuatku merasa terintimidasi, tapi justru sekarang menjadi candu bagi ku untuk selalu ingin melihat nya.. astagfirullah.. ada apa dengan ku?

Apakah tatapan itu hanya ditujukan pada ku atau kepada semua wanita?

"Dewi" panggil Ayu yang mengagetkan ku yang otomatis membuyarkan lamunan ku.

Ayu adalah rekan kerja ku lainnya.

"Ya"
"Ada apa Yu?"
Tanya ku pada Ayu.

"Kamu dipanggil Pak Wawan ke ruangan nya" ucap Ayu kemudian.

"Ada apa ya Yu?"
Tanya ku penasaran.

"Kayaknya kamu bakal jadi Moderator conference kali ini deh, Mbak Dian suara nya makin ilang, batuk nya makin parah" ucap Ayu kemudian.

"Ooo gitu, oke deh"
"Makasi ya Yu"
Jawab ku.

"Sip"
Jawab Ayu sambil melanjutkan pekerjaan nya.

Aku pun langsung berlalu ke ruangan Pak Wawan.

Tok..tok..tok..
Ku ketok pintu ruangan Pak Wawan.

"Ya masuk"
Terdengar suara dari dalam.

"Permisi Pak"
"Tadi kata Ayu, Bapak mencari saya"
Ucap ku setelah masuk.

"Iya Wi.. mari silahkan duduk"
Ucap Pak Wawan setelah nya.

Lalu aku pun duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan meja kerja Pak Wawan.

Rama nya Shinta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang