Author - 24

92 12 0
                                    


"Dewiiiii"
Teriak Dena melihat Shinta jatuh dari kursi nya.

Rama yang berlari setelah mendengar suara teriakan Dena, kini tiba di kubikel Shinta.

"Astaghfirullah"
Ucap Rama melihat Shinta tergeletak di lantai.

Rama dengan sigap mengangkat kepala Shinta untuk ditaruh di atas pangkuannya.

"Sayang..."
"Bangun.."
Ucap Rama sambil menepuk-nepuk pelan pipi Shinta.

"Tolong, ada yang bisa kasih saya minyak kayu putih?"
Tanya Rama sedikit berteriak panik.

Segera setelah nya minyak kayu putih diterima Rama saat salah satu karyawan memberikan kepadanya.

"Terima kasih"
Ucap Rama pada karyawan nya.

Rama mencoba mengoleskan minyak itu di sekitar pelipis dan telapak tangan Shinta. Bahkan Dena ikut membantu mengoleskan dibagian telapak kaki.

"Maaf, minyak kayu putih kamu saya bawa ya"
Ucap Rama pada karyawan yang memberinya minyak kayu putih tadi.

"Silahkan Pak"
Jawab si karyawan yakin.

"Terima kasih"
Ucap Rama tulus.

Kembali Rama mencoba mendekatkan minyak kayu putih ke hidung Shinta, berharap Shinta bisa menciumi aroma hangat nya.

Namun, karena tidak kunjung mendapat response dari Shinta, Rama langsung menggendong nya.
Karyawan lain yang mengerubungi mereka, memberi jalan agar Rama bisa lewat.

"Pak Wawan, tolong telp loby, minta driver saya stand by dengan mobil di loby segera"
"Satu lagi, tolong hubungi Eko, beri tahu dia, saya akan langsung membawa Shinta ke RS"
Ucap Rama sambil berjalan menuju pintu.

"Baik Pak"
Ucap Pak Wawan segera.

"Terima kasih"
Ucap Rama sambil memasang senyum yang dipaksakan.

Semua yang ada di ruangan itu memang terlihat panik. Ini kejadian pertama kali di divisi mereka. Sebelum nya belum pernah ada karyawan yang pingsan di ruangan itu. Mereka juga tidak menyangka, bagaimana bisa Shinta pingsan hanya karena kaki nya keseleo. Setau mereka, Shinta adalah wanita yang kuat.

Namun kepanikan mereka semua tidak ada yang melebihi kepanikannya Rama. Karena hanya Rama yang mengetahui penyebab pingsan nya Shinta. Rama tau bahwa bukan keseleo yang membuat Shinta pingsan, namun masalah lain.

Walau panik, sikap sopan yang sejak kecil sudah diajarkan padanya, tidak pernah dia lupakan. Mengucapkan kata Maaf, Tolong dan Terima kasih selalu dia terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Meski panik dan terlihat buru-buru, dia tetap berhati-hati saat menggendong Shinta. Dia memang menolak secara halus bantuan orang lain yang hendak membantu menggendong Shinta karena dia merasa masih sanggup melakukannya sendiri.

***

"Assalammu'alaikum Sayang"
Ucap Bunda saat melihat mata Shinta mulai terbuka.

"Wa-'alai-kum-sa-lam Bun-da"
Jawab shinta terbata

"A-ku di-ma-na Bun?"

"Kita sekarang berada di Rumah Sakit Sayang"
"Kata Rama, tadi kamu pingsan di kantor"
Jawab Bunda lembut.

"Awww...Issshhh"
Erangan Shinta merasa kesakitan.

"Apa yang sakit sayang?"
Tanya Bunda melihat Shinta mengerang sakit.

"Ka-ki dan ke-pa-la aku Bun"
Jawab nya masih dengan terbata.

"Istighfar ya Nak"
"Dokter sudah memberikan kamu obat, InsyaAllah obatnya segera bereaksi"
Ucap Bunda tenang.

Rama nya Shinta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang