Rama - 16

112 13 0
                                    

Siang ini aku lagi bahagia, karena Shinta mengabari akan makan siang bersama di ruangan ku. Tak sabar rasa nya menunggu jam istirahat ini.

Beberapa waktu lalu, Eko memang izin untuk meninggal kan kantor sebentar, dia harus mengantar Ibu nya ke RS. Mengingat hari ini aku tidak ada janji dan meeting, maka aku mengizin kan nya untuk pergi. Apalagi, dia juga berjanji akan kembali setelah jam istirahat.

Namun, tak lama Eko pamit, pintu ruangan ku diketuk. Ku persilahkan masuk.

"Hai Rama"
Ucap tamu yang masuk.

Aku sungguh tidak nyaman dengan kehadiran nya di sini.
Dia adalah Lulu. Anak nya teman Mama. Kata Mama, Mama nya Lulu pernah beberapa kali minta mereka untuk menjadi besan.

Selain memang hati ku sudah ada pemilik nya, Lulu bisa dikatakan jauh dari kategori cewek idaman ku.

"Hhmm"
Ucap ku malas pada nya. Tanpa disuruh, dia sudah langsung masuk dan duduk di kursi yang ada di depan meja kerja ku.

"Gimana kabar kamu?"
"Sehat kan?"
Tanya nya basa basi

"Alhamdulillah sehat"
"Oya, ada keperluan apa ya?"
Tanya ku dingin.

"Seingat saya, kita tidak ada janji"
Ucap ku lagi.

"Ih kamu koq gitu sih"
"Santai dong Beb"
"Masa aku dateng harus ada perlu nya"
"Aku kan kangen ama kamu"
Ucap nya dibuat manja.

"Maaf, saya sibuk"
Ucap ku dingin.

"Beb, aku tuh udah luangin waktu aku lho buat ketemu kamu"
"Ntar lagi kan waktu nya makan siang, kita makan yuk"
Ucap nya lagi dibuat manja, yang justru membuat aku jijik.

"Maaf, saya sudah ada janji makan siang"
Jawab ku datar.

"Saya harap, jika tidak ada keperluan penting, mungkin bisa lain waktu"
Ucap ku tegas, aku sangat berharap Shinta segera datang, bisa menyelamatkan keadaan ku sekarang.

"Emang kamu janjian sama sapa sih?"
Tanya nya genit sambil berjalan melintasi meja ke arah kursi kerja ku.

Tok..tok..tok..

Alhamdulillah, aku bersyukur ada yang mengetok pintu, sebelum wanita ini sampai di kursi kerja ku.
Siapapun itu, aku akan berterima kasih karena telah menyelamatkan ku dari wanita ini.
Mendengar ketokan pintu, membuat Lulu menghentikan langkah nya.

"Masuk"
Ucap ku segera.

Tak lama, masuklah sosok wanita yang sudah kutunggu-tunggu.

Tanpa menunggu lagi, aku berjalan mendekati Shinta.

Shinta yang kaget dengan sosok Lulu, hanya tersenyum mengucapkan maaf tanpa mengeluarkan suara.
Aku pun membalasnya dengan gelengan kecil. Aku yakin, Lulu tidak akan melihat kode yang aku berikan kepada Shinta, karena sekarang posisi nya aku sudah membelakangi nya berjalan ke arah Shinta. Aku harap, Shinta paham dengan kode yang aku berikan dan tidak salah sangka dengan kami.

"Siapa kamu?"
Tanya Lulu karena merasa terganggu dengan kedatangan Shinta.

"Dia adalah tunangan saya, InsyaAllah dalam waktu dekat kami akan menikah"
"Kamu tunggu saja undangan nya"
Ucap ku memotong jawaban Shinta. Sambil mempersilahkan Shinta untuk duduk di sofa. Shinta yang sepertinya paham dengan kode yang aku berikan. Hanya mengangguk dan memberikan senyum manis nya kepada Lulu.

Ditaruh nya paper bag yang dia bawa di atas meja. Paper bag yang ku taksir berisikan bekal makan siang kami.

Posisi Lulu yang tadi nya sedang berdiri di dekat meja ku. Kini berbalik badan dan ikutan duduk di sofa.

Rama nya Shinta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang