"Assallamu allaikum, paket!"Jaehyun yang sedang sibuk dengan laptopnya seketika merotasikan kedua matanya jengah saat mendengar suara seseorang.
"Masuk!"
Sret
Suara pintu terbuka menampilkan lelaki kurus berambut pink masuk ke dalam ruangannya.
"Ngapain Yong?" tanya Jaehyun datar.
Pria yang dipanggil Yong bernama lengkap Lee Taeyong tersebut, merupakan karyawan Jaehyun sekaligus sahabatnya semenjak bangku menengah pertama.
"Datar banget pak kek triplek" Canda Taeyong lalu pria itu mendaratkan pantatnya ke kursi yang berhadapan dengan Jaehyun.
"Huhhh" Jaehyun menghembuskan napasnya pelan, menghentikan kegiatannya lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi sembari menatap Taeyong.
"Napa lu malah ndesah? Mentang-mentang pengantin baru yee," ledek Taeyong sambil meletakkan sebuah map ke hadapan Jaehyun.
"Jangan keras-keras anjir, nanti ada yang denger"
Taeyong spontan menutup mulutnya karena baru saja keceplosan.
"Ya maap Pak, namanya juga mulut suka khilaf" Taeyong terkekeh lalu memangku satu kakinya.
"Tanda tangan tuh biar cepet cair dana" Perintah Taeyong membuat Jaehyun meliriknya sinis.
"Kok kesannya jadi lo yang boss?"
"Hehehehehehehehe canda Jae ah, baperan banget lo"
Jaehyun menggelengkan kepalanya, lantas menandatangani dokumen yang Taeyong bawa.
"Nih" Jaehyun menyerahkan kembali dokumen tersebut kepada Taeyong.
Kemudian ia melonggarkan dasinya, memandang langit-langit sambil tersenyum tidak jelas. Tentu saja Taeyong melihat itu mengernyitkan sebelah alisnya heran.
"Lo kenapa Jae? Gila?"
Jaehyun mengalihkan pandangannya menatap Taeyong, mengambil pulpen di meja dan melemparkannya yang untungnya mengenai kepala sahabatnya itu.
"Anjirrr, sakit anjing!!" Maki Taeyong tak terima dan mendapat balasan ketawa dari Jaehyun.
"Ya lagian lo ngomong seenak wudel, ngatain gue gila"
"Kalau nggak gila napa lo senyum-senyum? Jae, kalau ada masalah cerita jangan dipendem takut lo setres berakhir masuk rumah sakit jiwa"
"Lo sekali lagi ngomong gue gila, gue pecat ya Yong!!"
Taeyong langsung kicep dan menutup mulutnya.
"Ampun bang jago" Taeyong mengatupkan kedua tangannya, menunduk kepada Jaehyun.
"Alay banget sih lo, Tae?!"
Taeyong mendengus pelan.
"Salah lagi, salah mulu, serba salah gue kalau di book Jaeten apalagi kalau authornya Valentinesse10. Males banget, keknya dia punya dendam pribadi deh sama gue" keluh Taeyong memasang wajah memelas.
"Apaan sih Tae? Geli gue liat lo"
"Yaudah skip, sekarang bahas lo aja. Gimana istri lo? Kalian udah 👉👌 belum?"
"Belum lah, dia kan masih sekolah.
Lagian juga dia masih kaku ke gue, mungkin karena kita berdua dijodohin kali ya, jadinya gitu deh" Ucap Jaehyun mengherdikan bahunya."Tapi lo suka sama dia?" tanya Taeyong membuat Jaehyun mendongakkan kepalanya.
"Lo percaya sama jatuh cinta pada pandangan pertama nggak Yong?"
Taeyong menggeleng, "Nggak! Kan gue belum pernah jatuh cinta"
Jaehyun menggaruk tengkuknya, terlalu lelah jika berbicara dengan Taeyong.
"Ya intinya lo udah suka sama seseorang pada pandangan pertama, alias pertama kali ketemu"
"Iya, terus?" Taeyong menopang dagunya memperhatikan Jaehyun dengan seksama.
"Ya gue jatuh cinta sama istri gue, dan gue lagi berjuang buat naklukin dia, Yong"
"Dengan cara?"
Jaehyun tersenyum lalu berkata,
"Cara apapun bakal gue tempuh buat dapetin hatinya""Aaa~~~ so sweet"
Jaehyun menatap Taeyong jijik.
"Anjir lu, dah sana pergi lo urusin tuh proposal. Gue mau pergi" Jaehyun berdiri mengambil jas kerjanya yang tersampir di kursi.
Kemudian ia menyambar ponsel dan kunci mobilnya.
"Mau kemana lu?" tanya Taeyong menghentikan langkah Jaehyun yang hendak membuka pintu.
"Mau jemput istri gue" jawabnya lalu keluar dari ruangan begitu saja meninggalkan Taeyong.
"Dasar bucin!!"
....
....
....
"Ten, temenin gue ke toko buku yuk!" Ajak hendery, sahabat Ten.
Bel pulang sekolah telah berbunyi, seluruh murid keluar dari kelas masing-masing untuk pulang.
"Duh, sory Der gue nggak bisa" Ten memasukkan peralatan sekolahnya ke dalam tas dan memakai jaket.
"Kenapa?" tanya Dery bingung, sebab baru kali ini Ten menolak ajakkanya.
Ten mengulum bibirnya menahan senyum.
"Gue mau pergi sama---"
"Tennie~~"
Perkataan Ten terhenti ketika seseorang menyerukan namanya.
Ten mendongak dan memandang ke arah pintu, begitu pula dengan Dery."Mark?" tanya Dery berbisik ke kuping Ten.
Ten mengangguk pelan, senyum sumringah terpatri di wajah mungilnya.
"Sejak kapan?" tanya Dery masih berbisik.
"Tadi pagi, besok ya gue ceritain" jawab Ten yang juga berbisik.
Lalu lelaki mungil itu berjalan menghampiri Mark yang berdiri di depan pintu.
"Kita berangkat?" tanya Mark sambil tersenyum.
"Ayok"
Mark mengusak rambut Ten membuat sang empu membeku.
"Let's go cuttie"
Mark meraih tangan Ten, menggenggamnya dan menuntunnya berjalan bersama menuju parkiran.
"What the fuck!" Begitu histerisnya Dery menyaksikan adegan tadi.
Dimana seorang Mark yang Ten kagumi sejak kelas 1, kini mengajak Ten pergi dan menggenggam tangannya?
Omg hello!!!
"Mimpi apa lo Ten tadi malem?" gumam Dery menggelengkan kepalanya, dan kemudian keluar dari kelas.
45 menit kemudian Jaehyun baru sampai di sekolah Ten, karena terlalu macet dijalan menyebabkan Jaehyun terlambat.
Sekolah sudah sepi, tidak ada satupun murid yang berkeliaran disana.
Yang tersisa hanya segelintir para guru yang belum pulang, dan juga penjaga sekolah.Jaehyun mengambil ponselnya di dalam saku jas, mendial nomor Ten namun tidak aktif. Lalu ia berinisiatif menghubungi Yuri, mertuanya.
Akan tetapi kata mertuanya Ten tidak pulang ke rumah Yuri, tentu saja itu membuat Jaehyun khawatir.
"Tennie, kamu dimana sayang?" gumam Jaehyun begitu khawatir sembari terus mencoba menghubungi Ten dan mengirimi istrinya pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jaeten] The Perfect Husband✔
Roman d'amourThank you for being the best and perfect husband for me- Tenlee Warn!! Boys love alias ganda putra Homophobic go away ©Valentinesse10