Waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 namun masih banyak tamu undangan yang masih betah berada disini, kebanyakan dari mereka adalah rekan kerja Jaehyun.
Ten yang sedari tadi bosan dan juga sudah mengantuk, memutuskan menghampiri Jaehyun untuk berpamitan ke kamar terlebih dahulu.
“Hyung?”
Merasa dipanggil, Jaehyun yang sedang asik mengobrol dengan beberapa orang otomatis menoleh ke arah Ten.
“Iya?” tanyanya diiringi senyuman manis yang memperlihatkan kawah kecil di kedua pipi tembamnya.
“Aku ke kamar duluan ya, aku ngantuk.”
Raut wajah Jaehyun berubah khawatir, ia pun bangkit dari duduknya
“Aku antar ya?” Ten menggeleng. “Nggak usah, kamu kan lagi ngobrol hyung. Nggak sopan kalau ninggalin mereka, aku bisa sendiri kok.”
“Beneran nggak apa-apa?” Ten mengangguk seraya tersenyum.
“Iya nggak apa-apa, aku duluan ya.”
Jaehyun tersenyum, tangannya terulur mengusap lembut pucuk kepala Ten
“Iya, satu jam lagi aku nyusul.”
“Okay...”
Setelahnya Ten pun melangkahkan kakinya menuju kamar hotel yang sengaja Jaehyun sewa untuk beristirahat setelah acara resepsi selesai.
Ya, hari ini Jaehyun dan Ten telah resmi menjadi pasangan suami-istri.
......
Sesampainya di kamar, Ten segera melepas jas yang ia kenakan kemudian membersihkan dirinya di kamar mandi.
Selesai dengan kegiatan bersih-membersih, Ten pun merebahkan tubuhnya ke atas ranjang.
Pria mungil itu mengenakan piyama bermotif kucing, hewan kesayangannya.
Lalu mengambil ponsel, sekedar melihat notif chat ataupun sosial media.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau Ten akan menikah semuda ini, dimana ia masih berstatus murid di salah satu sekolah menengah di Jakarta.
Apalagi ia menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak ia kenal, bahkan ia dan Jaehyun baru berkenalan dan bertemu saat mereka menyiapkan rencana pernikahan.
Terlebih lagi usianya dengan Jaehyun terpaut sangat jauh, yaitu selisih 8 tahun.
“Ya Tuhan, kenapa nasib gue begini banget...” Ten menelungkupkan kepalanya ke atas bantal, menyalurkan segala kegundahannya sepanjang hari ini.
“Disaat temen-temen gue lagi seneng-seneng, gue malah udah nanggung beban sebagai istri orang. Ueueueueueueue, nggak adil nggak adil..” Ten memukul-mukuli bantal dengan brutal.
“Papahhhhhh!! Papahhh kenapa tega sama Ten...”
Jatuh sudah air mata Ten membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jaeten] The Perfect Husband✔
RomantizmThank you for being the best and perfect husband for me- Tenlee Warn!! Boys love alias ganda putra Homophobic go away ©Valentinesse10