08

1.6K 220 33
                                    

Pip pip

Suara klakson mobil mengalihkan atensi Jaehyun yang sedang menyiapkan sarapan. Lantas, lelaki berusia 28 tahun tersebut melangkahkan kakinya menuju jendela untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya sepagi ini.

Namun sebelum dia sampai ke jendela, terdengar suara kaki Ten yang berlarian membuat Jaehyun menoleh ke arah tangga.

"Jangan lari-lari Tennie!" Peringat Jaehyun lalu menghampiri istrinya.

"Hehe maaf hyung, aku buru-buru soalnya"

Dahi Jaehyun berkerut bingung, matanya memandang jam dinding yang masih menunjukkan pukul 06.15.

"Masih pagi banget loh ini, sarapan dulu yuk. Aku udah siapin sarapan buat kita" Jaehyun hendak meraih tangan istrinya, akan tetapi Ten menjauhkan tangannya terlebih dahulu.

"Maaf hyung, tapi aku udah dijemput sama Temen. Kasian kalau dia nunggu lama"

"Oh di depan itu temen kamu? Yaudah suruh masuk aja sekalian ajak sarapan bareng---"

"Nggak-nggak hyung, mana mungkin" Ten menyela perkataan Jaehyun cepat.

"Kenapa nggak mungkin?"

"Y-ya soalnya kan temenku belum ada yang tahu kalau aku udah nikah"

Jaehyun mengernyitkan sebelah alisnya.
"Bukannya ada satu ya temen kamu yang udah tahu kamu nikah?"

"I-ya ada sih, namanya Dery. Tapi ini bukan Dery yang jemput aku hyung"

"Terus siapa?"

Ten menggaruk rambutnya yang tak gatal, bingung harus beralasan apalagi.

"Anu--- hyung aku berangkat dulu ya, nggak enak temenku nunggu lama"
Ten hendak melangkahkan kakinya, namun Jaehyun menahan pergelangan tangannya.

"Waittt..."  Lantas Jaehyun melepas tangan Ten, kemudian berjalan menuju dapur mengambil kotak bekal.

"Nih dibawa bekalnya" Jaehyun menyodorkan kotak bekal tersebut kepada Ten.

"Sempetin sarapan ya, nanti perut kamu sakit loh" Jaehyun tersenyum begitu tampannya, satu tangannya terulur mengusak rambut Ten.

"Makasih hyung, aku berangkat dulu ya" Ten mencium tangan Jaehyun.

"Iya sayang, hati-hati ya"

Ten sedikit tercekat saat mendengar Jaehyun memanggilnya sayang, begitu salah tingkah.

"I-iya hyung, bye.."

Ten berjalan keluar dari rumah, meninggalkan Jaehyun yang terus saja memandanginya dan mengawasinya dari balik jendela.







"Good morning my cutie.."  Sapa Mark ketika Ten masuk ke dalam mobilnya.

Ada apa dengan hari ini? Masih sepagi ini Ten diperlakukan manis oleh dua orang seme sekaligus.

"Good morning too, Mark"  balas Ten kemudian meletakkan tasnya di kursi belakang.

Mark tersenyum lalu mencubit pipi Ten gemas.

"Maaf ya aku jemput sepagi ini"

"Iya, gapapa kok" ujar Ten yang juga tersenyum.

"Kamu udah sarapan?" tanya Mark.

Ten menggeleng sebagai jawabannya.

"Yaudah, kita mampir dulu ke tukang bubur ayam langgananku ya" Kata Mark yang dianggukki oleh Ten.

Mark kembali tersenyum, menyalakan mesin mobilnya kemudian melaju pergi dari pelataran rumah Ten.








Sementara ditempat lain, Jaehyun memandangi kepergian mobil hitam tersebut, mobil yang membawa Ten-nya.

"Dia lagi, siapa sebenarnya dia?" monolognya seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

















.........

Pukul 09.30  di kantor.

Tok tok tok...

Suara ketukkan pintu membuat Jaehyun mendongakkan kepalanya.

"Masuk!!"

"Yoyo bapak Jaehyun..."

Jaehyun merotasikan matanya jengah ketika melihat siapa yang masuk.
Ya siapa lagi kalau bukan Taeyong, si manusia yang bercita-cita ingin menjadi rapper.

"Gimana lo udah dapet infonya?" tanya Jaehyun lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Uda dong, Pak" Taeyong duduk di kursi yang berhadapan dengan Jaehyun, kemudian menyodorkan sebuah foto.




"Uda dong, Pak" Taeyong duduk di kursi yang berhadapan dengan Jaehyun, kemudian menyodorkan sebuah foto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Namanya Marklee, bintang sekolah, kapten basket dan mantan ketua osis.
Banyak yang ngefans sama dia, baik uke ataupun ciwi-ciwi" Ucap Taeyong panjang lebar.

Jaehyun mengambil foto tersebut dan mengamatinya.

"Terus?" tanyanya sembari menatap Taeyong.

"Dia satu angkatan sama bini lu, dia sebelumnya sekolah di Kanada terus pindah ke Korea pas kelas 2"

Jaehyun berangguk-angguk.

"Anaknya lumayan ganteng, fashionable juga" ujar Jaehyun kembali melihat foto Mark.

Mendengar perkataan Jaehyun, ide jahil muncul di otak Taeyong.

"Ciatttt ciattttt saingan sama bocil" Ledek Taeyong membuat Jaehyun menoleh padanya dan melempar pulpen yang alhamdulillah mengenai kepala Taeyong.

"Anjir lu, Yong!!"

"Hahahahahaha" Taeyong tergelak tawa.

"Makanya Jae, bini lu kan masih muda ye, masih kinyis-kinyis, masih semlohe aduhai. Lo harusnya ngimbangin lah, minimal penampilan lo kek anak muda gitu loh"

Jaehyun berdiri, lalu mengamati penampilannya.
"Emangnya gua kek bapak-bapak banget ya?" tanya Jaehyun.

Taeyong mengangkat satu kakinya, memandang Jaehyun dari atas sampai bawah sambil mengetuki dagunya.

"Menurut gua sih ya, kalau dari wajah masih gantengan lo kemana-mana dari si Mark-Mark itu. Tapi kalau dari penampilan, lo tuh kek CEO gitu"

"Emang gue CEO anjir!!"

"Iya, maksud gue tuh penampilan lo yang kayak gini nggak sinkron sama Ten yang masih sekolah kelas tiga SMA"

Benar apa yang dikatakan Taeyong, penampilannya terlalu dewasa untuk Ten yang terbilang masih remaja.
Pasti kebanyakan orang mengira bahwa Jaehyun adalah ayahnya, bukan suaminya.

"Jadi menurut lo, gue harus merubah gaya kek anak dua puluh tahunan?" tanya Jaehyun.

"Yaps, betul sekali bapak Jaehyun"

[Jaeten] The Perfect Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang