2. Apartemen baru

1.2K 108 5
                                    

Shion menyantap makananya sambil sesekali memperhatikan Naruto yang terlihat begitu menikmati makanannya. "Pelan-pelan kali Nar, gak ada yang ngejar juga." kekeh Shion sambil mengusap sisa nasi di bibir Naruto yang membuat pemuda itu menegang. Mata birunya melirik sekilas gadis itu yang telah menjauhkan tanganya namun masih mempertahankan senyum manisnya.

Naruto berdehem pelan kemudian meraih tisu untuk membersihkan bibirnya. "Thanks." ujarnya, Shion mengangguk sambil melanjutkan makannya, hatinya menghangat melihat Naruto tak menolak perlakuannya. Ia memang menyukai Naruto sejak dua tahun lalu, namun pemuda itu seolah tutup mata dan bersikap biasa saja padanya.

Ponsel Naruto berdering menampilkan nama yang membuat Shion penasaran.

Nata❤️ is Calling....

Naruto meraih ponselnya dengan secepat kilat, senyumnya terkembang tulus. Shion tertegun, ini kali pertamanya ia melihat senyum Naruto secerah dan senyata itu. Pemuda itu pun terlihat hidup padahal itu hanyalah sebuah panggilan telepon. Batin Shion tercubit sakit mengingat betapa beruntung wanita yang mampu menerbitkan senyum indah di wajah tampan Naruto, senyum yang tidak mungkin di buat oleh gadis manapun. Dia pasti gadis istimewa dan begitu sempurna.

"Iya." ujar Naruto membalas perkataan si penelepon.

Shion masih diam mencoba terlihat santai memakan makanannya padahal hatinya remuk redam melihat betapa lembut nada bicara Naruto. Selama menjadi pengangum rahasia yang berkedok teman baik, Shion belum pernah melihat Naruto bebicara selembut itu bahkan pada kekasihnya ataupun dirinya.

"Nanti aja, udah semua gak ada yang lupa kan?" Naruto nampak mengangguk seolah orang yang menghubunginya meihat anggukan kepalanya. "Beneran udah? Papa yang ngantar apa Ayah."

Shion mencengkram erat garpunya sambil berusaha menahan gejolak dalam dirinya yang mendadak meluap, tapi sebisa mungkin ia menahanya agar Imagenya tidak rusak di hadapan pria yang ia sukai.

"Yaudah iya, nanti kabari lagi,"

"Dih apaan sih Nat, iya tar ah,"

"Iya cerewet,"

"Astaga iya nyonya,"

"Hm,"

"iya, bye."

Naruto meletakan ponselnya di atas meja lalu kembali menyantap makananya. Shion tersenyum kecut melihat wajah tampan di hadapanya masih mempertahankan senyum indahnya, senyum yang menorehkan luka dalam mengingat ia hanya penikmat senyum bukan pencipta apa lagi pemilik senyum itu.

"Pacar baru kamu?" tanya Shion berusaha menahan panas pada hatinya.

"Bukan, temen dari Tokyo." balas Naruto sambil menandaskan minumanya.

Shion mencoba tersenyum meski hatinya menolak, selama ini hanya ia perempuan yang di kenal dekat dengan Naruto bahkan banyak yang mengira mereka sepasang kekasih. Dia tak ingin ada wanita lain yang menggantikan posisinya apa lagi merebut perhatian Naruto yang susah payah Shion dapatkan.

"Temenin ke supermarket yuk beli bahan makanan, jalan kaki aja biar santai." ujar Shion, Naruto mengangguk menyetujui ia bergegas untuk membayar makanan mereka lalu keluar di ikuti Shion di belakangnya. Gadis itu berjalan di sebelah Naruto sambil menatap lurus kedepan. "Pacar kamu nggak marahkan Nar?" tanyanya.

Naruto menggeleng sambil memasukan kedua tangan kedalam saku, "Nggak kok udah putus kemaren." jawaban singkat Naruto entah kenapa membuatnya kian resah.

Mereka berjalan dengan keheningan Shion sibuk dengan pemikiranya sedangkan Naruto sibuk memikirkan makanan apa yang dibawakan Hinata untuknya. Ah dia benar-benar rindu sahabatnya itu.

S N O W | Namikaze Naruto ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang