Emily dan Nicolae sudah 13 jam berkendara keluar Arizona. Mereka sepakat untuk mengelabui Perez. Meyakinkan Perez bahwa mereka adalah pasangan. Setidaknya akan mengulur waktu bagi Carlo untuk mencari cara agar menyelamatkan USB itu.
Untuk sementara, berpisah dari Carlo adalah rencana mereka. Padahal banyak sekali yang ingin Emily sampaikan pada Carlo.Emily tahu, Carlo tidak pernah berpikir tentang popularitas atau menjadi terkenal hanya karena menyelamatkan negara, dia hanya melakukan sesuatu jika itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Itulah sebabnya Emily mendukung apapun rencana Carlo.
Di satu sisi, Nico menyayangkan keputusan Emily untuk membantu Carlo. Namun Ia pun tau bahwa Emily sangat mencintai Carlo dan tak ada yang bisa ia lakukan untuk merubahnya meskipun dia ingin. Keputusan ini terlalu berbahaya bagi emily. Sehingga Nico harus selalu menjaganya.
Mereka tiba di sebuah hutan pinus. Mobil bergerak mengikuti satu-satunya jalan yang ada. Di ujung jalan sebuah kabin telah menanti kedatangan mereka.
Emily melangkahkan kakinya keluar. Suara binatang hutan terdengar nyaring. Ia tak mampu mendengar suara kendaraan, artinya mereka berada di tempat terpencil jauh dari kota.
Kabin ini adalah milik Nicolae. Terlihat dari papan nama di depan kabin tersebut, 'Berg'. Yang artinya milik keluarga Berg. Kabin dan hutan? Perpaduan yang sempurna untuk sebuah film horor. Emily memandangi kabin yang akan menjadi tempat mereka tinggal sementara, begitu kecil dan rusak.
Beberapa bagian dinding kayunya bahkan dimakan rayap. Tiba-tiba dia teringat rumah musim panasnya dahulu. Tempat ia dan Carlo bertemu sewaktu kecil."Apakah disini kita akan tinggal?" Tanya Emily untuk memastikan sambil terus memandangi kabin tua itu.
"Iya." Sahut Nico sambil membuka pintu kabin yang terkunci.
"Ini tidak baru, tapi bisa jadi tempat untuk tinggal. Kabin ini ditelantarkan begitu lama. Aku tidak akan berharap di dalamnya semewah rumahku." Tepis Nico seakan tau isi kepala Emily.
Mereka berdua masuk ke dalam kabin. Beberapa perabotan di tutupi dengan kain berwarna putih. Lantai nya yang berdebu bisa menjelaskan berapa lama kabin ini tidak ditempati. Desain nya biasa saja untuk ukuran keluarga jutawan seperti keluarga Berg, namun Emily tidak mempermasalahkan itu.
"Aku akan ke gudang untuk mengambil kayu bakar." Ujar Nico.
Suhu di bulan desember memang dingin. Mereka tak akan bisa bertahan semalam tanpa perapian yang menyala. Emily memeluk dan mengusap kedua lengannya agar hangat. Ia baru sadar kalau di kabin ini dingin sekali.
Nico meninggalkan Emily yang melihat-lihat kabin. Ada satu dapur kecil, ruang keluarga dan ruang makan. Ia lalu mengitari tempat itu. Membersihkan sedikit demi sedikit debu yang menempel pada meja dan sofa. Lalu menjatuhkan tubuhnya di atas sofa tersebut.
Ia merasakan tulang di punggungnya kembali tersusun setelah pegal menempuh perjalanan panjang.
"Mengapa kau tak pergi ke lantai 2 dan letakkan barang-barangmu? Aku yakin kau lelah." Nico kembali dengan membawa kayu bakar di pelukannya. Lalu memasukkan kayu-kayu itu ke dalam tungku perapian dan mulai menyalakan api.
"Dan oh.. Emily. Kabin ini hanya mempunyai 1 kamar tidur." Sambung Nico.
" Lantas dimana kau akan tidur?"
" Di lantai kamar. Aku membawa kantung tidur."Mendengar itu Emily merasa sedikit lega.
Ia tidak akan mau lagi tidur bersama Nico.Apa yang pernah terjadi pada dirinya dan Nico hanyalah kesalahan. Ia tidak ingin hal itu kembali terjadi.
***
Emily membolak balikkan tubuhnya. Ia tak bisa tidur. Terlalu dingin. Memejamkan mata pun rasanya tidak mungkin. Bagaimana dengan Nicolae yang berada di lantai?
"Nicolae.." Emily setengah berbisik. Untuk mengecek apakah Nico tertidur atau belum.
"Ya, Emily.." Suara Nico terdengar pelan. Dia belum tidur.
"Apakah kau kedinginan?"
"Sedikit.."
Emily mendengar suara gemeretak gigi Nicolae di sela jawabannya.
"Naiklah kemari. Aku tidak ingin kau mati kedinginan."
Tanpa basa-basi Nicolae beranjak dan meletakkan bantalnya di antara dia dan Emily sebagai pembatas. Masuk ke dalam selimut Emily. Tubuh mereka membelakangi satu sama lain.
"Emily..." Nico memulai percakapan.
"Hmm?"
"Mengenai kejadian itu, aku minta maaf"
Emily sempat berpikir, kejadian apa? Yang mana? Kemudian ia teringat malam dimana Nicolae memperkosanya. Melakukan hubungan seks tanpa sekehendaknya.
"Itu sudah berlalu.. Yang penting jangan pernah kau ulangi lagi"
"Saat itu aku terbawa suasana. Aku tak dapat mengendalikan apa yang aku rasakan."
"Hmm..." Percakapan itu membuat Emily mengantuk.
Emily menekuk tubuhnya dan memeluk lututnya. Mengabaikan Nicolae yang terus meminta maaf kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMILY ( HUGE REVISION : PENDING )
Romance⚠⚠⚠18+⚠⚠⚠ ⚠⚠⚠KONTEN DEWASA⚠⚠⚠ "Shut up and kiss me". Emily to Carlo Menceritakan tentang seorang wanita yang bekerja di sebuah Firma Hukum ternama yang bertemu dengan pria misterius yang terjebak dengannya di sebuah lift dan perjalanannya mengungkap...