The Pain Killer

27.1K 797 3
                                    

Hatiku hancur, tapi dibalik itu ada kekuatan yang menyertaiku. Diriku tidak harus bersedih karena kehilangan cinta. Jutru cintalah yang menguatkan aku. Kekuatan untuk meraih cinta.

Ya...kekuatan itulah yang harus aku dapatkan.

Carlo datang dengan membawa nampan , berisi semangkuk sup dan obat di sampingnya.
Aku mengambil posisi duduk. Carlo membantuku, Kemudian ia menyuapiku dengan tersenyum.

“Ada yang ingin kutanyakan emily..”

“Apa itu..”

“Namamu,Emily Holloway. Persis sama seperti nama Dokterku sewaktu kecil. Dr.Reinhart Holloway? Apakah ia ayahmu?”

Ada apa ini, tiba-tiba ia tahu sesuatu tentang diriku dan Ayahku. Sebelumnya Carlo tidak bicara apapun tentang keluargaku. Apakah dia sengaja melakukan nya untuk memulai pembicaraan di antara kami. Apakah ia menyelidikiku?

Aku tidak menjawab tapi ternyata ia menantikan jawabanku dengan memandangku.

“ya betul.”

“aaah...jadi kau putri tunggal dr.Reinhart..”

“tapi, dari mana kau mengetahuinya? Sebelumnya kau bahkan tidak pernah membahasnya.” Tanyaku dengan penasaran.

“oh ya apakah sup mu enak, aku tidak pandai memasak tapi aku berusaha membuatkan nya untukmu.” Tiba-tiba dia bertanya tentang Sup. Pengalihan yang bagus Carlo.

Dan benarkah Carlo memasak ini untuk ku? Pimpinan Ramirez Lawfirm? Apakah dia sedang bercanda? Atau berbohong. Sup ini terlalu lezat.  Paduan macaroni,jagung,jamur,dan wortelnya tepat sekali. rasanya lezat.
“ ini buatan mu? Enak sekali. Aku menyukainya” kataku..

“Syukurlah, aku tidak tidur semalaman membuatnya. Hanya berupa petunjuk di internet dan inilah hasilnya” kata Carlo sambil menunjukkan sendok yang berisi sup kemudian menyuapkan nya kepadaku.

Aku tersenyum. Kadang bahagia yang seperti ini ku cari dalam hidupku. Bahagia pada hal-hal kecil,tidak memiliki apa-apa yang di khawatirkan.
Awalnya aku membencinya bahkan tidak ingin melihatnya ,kini wajah inilah yang kulihat pagi ini. Saat aku membuka mata, saat aku kembali dari tidur lelapku.

“Dokter akan memeriksamu lagi siang ini. Dan Suster juga akan membersihkan tubuhmu sebentar lagi. Atau,,,, aku saja yang membersihkan tubuhmu?” goda Carlo sambil mengangkat kedua alisnya dan kami berdua tersenyum satu sama lain.

Dia terus menyuapiku hingga mangkuk  sup yang di pegangnya hampir kosong. Aku menyudahi makan ku. Karena perutku terasa mual.
Dia menepuk kepalaku dengan lembut, kemudian berdiri meletakkan mangkuk sup di atas meja.

“Apakah kau merindukan nya?” tanya Carlo, dengan raut wajah serius. Aku tahu siapa yang di maksudnya, Alex. Tentu saja, siapa lagi kalau bukan dia.

“aku sedang tidak ingin memikirkan nya,Carlo. Oh ya bagaimana kau menghabiskan hari mu saat kau tidak bekerja?” tanyaku sambil mengalihkan pembicaraan. Aku tidak ingin bersedih saat ini.

“Entahlah.. Aku tidak pernah libur?” kata Carlo singkat. Waaah dia benar-benar pekerja keras .

“ Menonton film, tidur” lanjutnya lagi. Dan kami berdua pun tertawa. Karena menyadari betapa malasnya dirinya jika tidak bekerja. Produktifitas dirinya langsung menurun jika ia tidak bekerja. Yang di lakukan nya hanya tidur dan nonton film. Dasar pecandu kerja! Hidupmu terbuang sia-sia Carlo. Dia benar-benar tidak tahu cara bersenang-senang.

“ Dan kau, Emily.. Apa yang kau lakukan jika tidak bekerja?” katanya dengan ekspresi menantang memandangku seakan ia mengira aku pun tak tahu cara bersenang-senang.

EMILY ( HUGE REVISION : PENDING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang