“Emily...”
“Emily...kau sudah bangun?”
Suara seorang laki-laki lembut sekali terdengar di telingaku, ia membelai kepalaku dan memegang tanganku. Mataku berkedip tapi pandanganku masih kabur. Kucoba memejamkan mataku lagi. Aku tak melihat siapa yang berada di sisiku. Ia kemudian memanggil Dokter, memeriksa kondisi ku dan kemudian menandakan aku baik-baik saja.
Lambat laun penglihatanku semakin jelas. Entah berapa lama aku tidak sadar. Obat biusnya begitu kuat. Di mana aku berada? aku tidak berada di rumah sakit.
Aku melihat sekeliling dan kulihat Carlo menerawang jauh menatap keluar jendela. Tak kudengar suara bising kendaraan lalu lalang di luar sana.
“Car..”
“ Shhhhhhhhh...”dia mendatangiku dan kembali memegang tanganku.
“bagaimana perasaan mu?”
“alex..dimana dia?”
“dia tidak ada disini Emily”
“Aku dimana?”
“Kita,emily..”
“kita dimana,carlo?”
“di rumahku”
“mengapa Alex tidak disini?”
“ ia bahkan tidak tahu kau terluka emily”
“Sudah berapa hari aku berada disini? Dan peralatan ini, semua kau yang membawanya?”
“Dua hari, dan ya aku yang mengatur agar dokter dan peralatan rumah sakit dibawa kemari.”
“kau menculikku?”
“tidak,aku hanya memberikan mu sedikit waktu untuk jauh dari Alex. Aku yang mengakibatkan mu terluka emily, aku yang bertanggung jawab atas kesehatanmu saat ini.”
Aku terdiam, tenagaku tidak cukup kuat untuk berdebat dengan nya. Sementara ini niarlah seperti ini. Memikirkan perasaan Alex, Dia pasti mencariku, dan cemas. Aku tiba-tiba hilang dan tak kembali ke kantor
selama dua hari.Dan Joy..
“Joy tahu kau berada disini”
Aku terkejut sambil memandang wajahnya. ditengah lamunanku, Carlo selalu bisa tahu apa yang ku pikirkan. Ketika aku bicara seperti ini demgan hatiku. Ataukah hanya kebetulah saja ?
“mengapa kau membawaku kemari,carlo”
“kenapa tidak?” kemudian ia kembali bertanya,
“kau tahu, setelah kejadian di lift...“
“Mengenai apa yang terjadi di dalam lift, awalnya aku terobsesi denganmu, terobsesi untuk menemukan mu. Seakan putus asa, aku mendapati wangi parfum mu di tubuh alex. Kini aku tidak tahu apa yang kurasakan. Kalian berdua membuatku bingung . kau bahkan menghinaku pada malam itu,kau ingat? Atau kau lupa dengan semua yang kau ucapkan?” aku meneteskan air mataku, aku memang senang melakukan seks dengan Carlo di lift saat itu. tapi jika aku di ejek dan di hina seperti malam di Pandora.
Aku merasa sakit hati. Bagaimanapun aku seorang wanita. Tak peduli Betapa kuat dan tegarnya aku tapi jika orang itu melukai harga diriku aku merasa sakit.
Mendengar perkataanku, Carlo terkejut, dengan lembut membelai wajahku. Meminta maaf dan mencium tanganku,menghapus air mataku. Aku tak memintanya untuk meminta maaf kepadaku, aku hanya ingin dia mengerti apa yang ku rasakan. Bahwa aku tidak mati rasa. Jauh dalam hatiku aku memang seorang perempuan yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Bukan di perebutkan seperti piala bergilir, aku bukan trophy.
Telepon Carlo berbunyi. Dia berbalik saat mengangkatnya. Kemudian menyerahkan telepon itu kepadaku. Sambil mengatakan,
“Joy..”
Dengan cepat aku mengambil telepon nya.
“Joy......”kataku penuh harap. Baru saja aku ingin bertanya tentang Alex,
“sebaiknya kau tetap bersama Carlo. Kekasih Alex baru saja tiba di kantor.”
Apa???
“Cassie kekasih Alex baru saja tiba di kantor. Cassie memaksa alex mengembalikan mu ke lantai 10. Mereka bertengkar hebat, Alex membelamu. Emily. Tapi saat ini sebaiknya kau bersama Carlo. Aku tidak akan mengatakan pada alex kau dimana. Tidak setelah apa yang dia lakukan padamu”
“Jadi.. Semua perhatian itu,semua kasih sayang itu. Semua yang aku kira itu nyata. Semua yang aku kira itu hanya untuk ku selama ini...”
“Itu sungguhan Emily,Cassie dan Alex memang tidak ada hubungan apa-apa tapi Cassie begitu posesif karena Firma ini banyak berhutang kepada ayahnya.”
“mengenai Zedd..”
“ aku sudah tahu,Em.. Baiklah kalau begitu aku akan memberitahu Carlo kapan kau akan kembali. Beristirahat lah. Aku yang akan menangani Alex.”
Kututup telepon dan ku berikan kepada Carlo, aku tidak percaya pada apa yang baru saja ku dengar.
“ maaf jika kau harus mendengarnya ,Emily. Aku sudah memperingatkan mu. Alex meminjam sejumlah uang kepada seorang Mafia, untuk menyelamatkan Firma nya. Tapi ternyata sekarang malah kehidupan nya sendiri yang hancur. Walaupun kami musuh,setidaknya kami pernah berteman dulu. Dia adalah seniorku. Aku belajar banyak darinya.”
“kau tahu,, Cassie.. Seperti apa dia..”
“ Cassie adalah .. Aku tidak pandai menggambarkan orang emily” kata Carlo sambil tersenyum
“Cassie cantik,berambut pirang,mereka sudah di jodohkan oleh Ayah Cassie, Alex tidak bisa membayar selmua hutangnya.jadi ayah Cassie meminta Alex menikahi Cassie sebagai gantinya.
Aku menunduk. Ingin menangis tapi aku takbisa..
“saat di lift...apakah kau saat itu hampir pingsan? Penglihatanku cukup baik di dalam gelap” katanya sebagai pengalihan pembicaraan
Aku tertawa,“Saat di lift itu aku sedang panik. Aku takut gelap. Ketika berada dalam gelap aku tidak bisa bernafas, nafas ku tersengal. Aku memanggil mu untuk menopang tubuhku.dan ternyata yaa... Kau melakukan nya dengan sangat baik.”
Aku memandang Carlo..
“Dan kau bahkan menyuruhku melupakan semua yang terjadi di dalam lift?? Tidak semudah itu.”
Wajah Carlo berubah menjadi sedih,
“aku tahu seharusnya kubiarkan kau melihat wajahku, seharusnya tak kulepaskan kau begitu saja,Emily. Maafkan aku. Semua yang terjadi padamu adalah salahku.”Aku memandang iba pada Carlo. Ada sesuatu pada dirinya yang membuatku terus merasa kasihan. Dia begitu kesepian. Aku pun melepas selang oksigen dan mencoba untuk duduk.
Carlo menahan ku mencoba untuk membuatku miring terlebih dahulu. Sehingga aku bisa bertumpu pada tanganku untuk duduk. Kabel-kabel ini menyiksaku menempel di bagian dadaku.kurasakan paha ku nyeri,
“carlo... Kurasa efek obatnya mulai hilang..”kataku sambil menahan sakit.
“Ahh betul Ku lupa maafkan aku emily..karena terlalu lama bicara denganmu. Aku jadi lupa memberikan mu makan pagi dan obat. Aku ambilkan sebentar.”
Aku terus berpikir tentang Alex. Mungkin aku akan menyerah pada Alex tapi aku harus tetap bicara padanya. Aku harus..
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
EMILY ( HUGE REVISION : PENDING )
Romance⚠⚠⚠18+⚠⚠⚠ ⚠⚠⚠KONTEN DEWASA⚠⚠⚠ "Shut up and kiss me". Emily to Carlo Menceritakan tentang seorang wanita yang bekerja di sebuah Firma Hukum ternama yang bertemu dengan pria misterius yang terjebak dengannya di sebuah lift dan perjalanannya mengungkap...