Sudah dua minggu berlalu semenjak aku dan Carlo meresmikan kebersamaan kami di rumah sakit, akhirnya Carlo melamarku dengan sebuah cincin yang kini melingkar di jari manisku.
Carlo merawatku dengan penuh kasih sayang, Kami ada di rumah musim panasku sambil mengenang masa kecil kami yang indah, namun harus terhenti ketika ia pindah dari rumah musim panasnya.
Carlo menuntun ku untuk berjalan menyusuri tepi danau tempat kami biasa bermain. Dengan erat memeluk pinggangku sambil sesekali mencium pipiku. Nyeri Luka jahit ini masih begitu terasa. Setelah jauh berjalan kami berhenti di tepi danau.
Aku memandang danau dengan tatapan kosong, begitu banyak kenangan disini. Kupandangi teratai yang berada dipermukaan danau, seketika aku teringat saat boneka kesayanganku terjatuh di danau dan Carlo, anak laki-laki gendut yang menyelamatkan nya. Aku tersenyum.
Carlo memegang pinggang ku, melingkarkan tangan nya dan mendekatkan tubuhnya. Ia mencium leherku kemudian berkata,
" apa yang kau ingat little Em?" tanya Carlo sambil berbisik hangat di telingaku, merasakan geli, aku kemudian mengangkat bahu.
ia mengecup leher dan bahuku. Aku memejamkan mata menahannya. Sedikit menggelitik hasrat ku ternyata.
Carlo menyibak rambutku, leherku terbuka, carlo menciuminya dengan lembut, Sesekali menjilatinya. Lidahnya terus bermain dan menjelajahi setiap inci bagian leherku, aku mendesah.
Kemudian Carlo meremas bokongku berkali-kali hingga aku tersadar akan kehadiran Frank.
"Ehm.." frank datang dengan sangat tidak terduga. Ia mengenakan stelan jas yang ku rasa itu dari merk ternama. Carlo memang benar-benar memperlakukan bodyguardnya dengan sangat baik,ia bahkan menyiapkan pakaian bertugas yang bagus untuk para bodyguardnya.
Mengetahui keberadannya aku sangat malu dan langsung memperbaiki pakaian dan rambutku. Carlo sepertinya biasa saja. Tentu ia biasa saja, Frank adalah anak buahnya. Aku menertawakan diriku.
Carlo mendatangi Frank. Frank membisikkan sesuatu kepadanya. Aku melihat dari kejauhan entah apa yang mereka bicarakan? Wajah Frank terlihat cemas, saat menyampaikannya pun ia nampak berhati-hati sekali. Setelah ia mendengar perkataan Frank, ia terkejut dan menengok melihatku yang berdiri di tepi danau, kemudian mengajak Frank berbicara sambil menjauh dariku. Ini semakin mencurigakan, apa yang mereka bicarakan?
Frank dan Carlo menengok ke arahku dengan bersamaan, aku tersenyum ke arah mereka. Tak ada senyum balasan di wajah mereka berdua hanya dahi yang berkerut. Apakah seseorang merencanakan sesuatu terhadapku? Atau ada yang berniat jahat kepadaku? Aku semakin penasaran. Aku berpaling kembali menengok ke arah danau. Tak banyak yang berubah dari tempat ini. Semua nya masih sama seperti dulu.
"Hei..little Em."sapa Carlo sambil mencium pipiku. Aku terkejut. Lamunanku membuat aku tidak sadar bahwa Carlo dan Frank sudah selesai berbicara empat mata. Aku memberanikan diri untuk bertanya.
"hei..apakah kau sudah selesai berbicara dengan Frank?" tanyaku sambil memegang tangan nya dan menyentuh pipinya.
"ya..aku sudah selesai dengannya."jawab Carlo dengan santai,matanya memandang frank yang pergi sambil menelepon ke arah mobil yang terparkir didepan rumah.
"sayang. Apakah kau baik-baik saja?" tanyaku. Aku sedikit cemas. Ini tidak biasanya terjadi. Wajahnya murung, menerawang, memandang sesuatu di kejauhan. Aku menyentuh pipinya kemudian ia tersentak dan tersenyum menolehku.
"Ya, sayangku. Aku baik-baik saja" katanya. Aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Entah apa itu tapi sepertinya cukup menyita perhatian Carlo.
"Ayo kita pulang" ajakku sambil menggenggam tangan nya dengan wajah riang, berharap Carlo akan kembali ceria. Dengan Cepat Carlo menggendongku mengangkatku dengan kedua lengan besarnya.
Aku hampir saja terkejut dan berteriak. Sambil tertawa ia menggendongku hingga ke rumah.
Dibalik tawa renyah Carlo aku mengetahui ia menyembunyikan sesuatu. Apa itu? aku tidak tahu.
Carlo merebahkan tubuhku di ranjang, menggoda dengan mencumbuku, Kemudian ia mencium dan membuka bajuku. Satu persatu kancing terbuka, bibirnya tak berhenti menciumi leher kemudian semakin turun hingga ke dada.
Dengan lembut ia membuka bra dan memandangi kedua buah dada ku,kemudian menyentuhnya dengan perlahan dan mengusap-usap puting dengan kedua jempolnya.
"emmmhhh... Emily..ini indah sekali." desahnya sambil memandangi payudara dan tubuhku yang sudah mulai menggeliat merasakan kenikmatan. Ia menjulurkan lidah dan mengarahkan nya ke puting yang sudah mengeras. Saat ujung lidahnya menyentuh puting buah dadaku. Bibirku terbuka, merasakan ada sesuatu yang nikmat menjalar dari punggung hingga kepala kemudian ke seluruh tubuhku. Lidahnya dengan lincah memainkan putingku, menjilat dan menghisapnya dengan penuh kenikmatan, kemudian Carlo merentangkan kedua kakiku perlahan menciumi pinggang hingga sampai pada kemaluan ku.
Dengan perlahan ia melepaskan celana dalam yang menutupinya. Mengusap belahan kemaluan ku dengan jari, mengarahkannya pada lubang kemaluanku dan aahhh dia menusukkan dua jari dan mengeluar masukkannya dengan perlahan. sementara bibirnya asik menghisap dam menciumi buah dadaku.
Kemaluan ku terasa basah, api yang ada dalam diriku bagai membakar seluruh tubuhku. tapi Carlo tetap memainkannya dengan kedua jarinya. Aku merebahkan tubuhku, melebarkan kedua kaki agar Carlo dapat leluasa memainkannya. Desahan ku beradu dengan hangat kecupan nya yang menjelajahi setiap lekuk tubuhku.
Carlo membuka seluruh pakaian nya mendekatiku dan berdiri diatas tumitnya, mengarahkan kemaluan nya yang sudah mengeras ke mulutku. Kuraih dan mulai kujilati batang kemaluannya dengan perlahan, Carlo mengerang tanda ia menikmati permainan lidahku,ia mulai memaju mundurkan batang kemaluan nya yang bersarang di mulutku.
Carlo berpindah posisi, memakai kondom dan perlahan memasukkan kemaluannya ke dalam milikku yang sudah basah sehingga terasa setiap gesekkannya, Memaju- mundurkannya dan sambil mencium bibirku, aku mendesah, nafasku berada di ujung kenikmatan. Dadaku naik turun merasakan gairah ini. Sesuatu yang sangat jarang terjadi. Sudah lama aku tidak merasakan nikmat segila ini bercinta dengan laki-laki.
"Ahhh.... Ah..." aku semakin liar mendesah, wajahnya menampakkan nafsunya yang membuncah saat melihat ku mendesah dengan keras.
Carlo mempercepat ayunan pinggulnya, sehingga terdengar suara kemaluanku yang basah,
"Ohh sayang.. "desahnya di sela-sela kenikmatan. Ia menciumku dengan penuh gairah seakan tak ada hari esok.
Seakan tak ingin kalah, aku mengigit bibirnya dan mendesah sambil menatap wajahnya.
Rasa nikmat yang menggelitik itu kini mulai menyebar ke seluruh tubuhku, aku bergetar kuat.
"Ahhh ahhh..." terasa semakin licin, Carlo tersenyum nakal sambil mengayunkan pinggulnya lebih keras. Ia kembali menciumku dan mendesah di telingaku,
"kau ... milikku Emily, ahhh..... Ahh..." Kurasakan kemaluan nya berdenyut. Sambil memelukku Carlo merasakan kenikmatan yang keluar dari dalam dirinya.
Beberapa saat kemudian Kami berdua berbaring,Carlo melingkarkan tangannya kemudian menciumku. Aku memejamkan mata dalam pelukan nya. Carlo membelai lembut rambutku dan menyisir dengan jarinya.
Kemudian Pintu rumahku di ketuk oleh seseorang. Aku mendengarkannya dari dalam kamar bertanya-tanya. Siapa itu yang datang sore-sore seperti ini. Tidak biasanya.
Frank yang berjaga di luar kemudian membukakan nya. Taklama kudengar suara tembakan.
Frankkkk!!!!
(To Be Continued...)
KAMU SEDANG MEMBACA
EMILY ( HUGE REVISION : PENDING )
Romance⚠⚠⚠18+⚠⚠⚠ ⚠⚠⚠KONTEN DEWASA⚠⚠⚠ "Shut up and kiss me". Emily to Carlo Menceritakan tentang seorang wanita yang bekerja di sebuah Firma Hukum ternama yang bertemu dengan pria misterius yang terjebak dengannya di sebuah lift dan perjalanannya mengungkap...