kau wajah paling puisi
paling nyeri di antara diksi-diksi
tersulam pada hari-hari
yang tanpamu selalu kusebut sepidalam kata-kata
tangisku bersuara
berkeluh kesah merinduimu yang purna
dalam ingatanku kauhidup seperti senjadekap yang lindap
dan harap yang sebatas tersurat
terkadang memantik rasa tak suka
seutas kecewa yang mengapi di pelupuk mataaku mengulangimu dengan dedoa
yang terbang ketika malam sampai di sepertiga
lirih mengulas segala bentuk alasan
mengapa kita dipisahkankau puisi
terpatri abadi
menjelma detak nadi
sebab engkau pun aku masih berpuisi
pada sunyi yang tak bertepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NESTAPA DALAM AKSARA
PoetryKalau saja waktu bisa diputar mundur aku ingin berada tepat di mana aku pernah jatuh cinta padamu. Tidak ada yang disesalkan dari kisah yang dipaksa usai, kau tetap abadi mengekal di relung paling dalam. bukan salahmu jika pada akhirnya bukan aku ya...