pada debar yang masih mengingatmu
selalu kutemui engkau dalam napasku
mengutuk rindu
di tiap-tiap detak nadiaku menjadi bising dengan keluhan jarak
tapi aku hanyalah sebatang kara dalam gubuk cinta tak beratapkan Tuannya.sebelum fajar
sampai pada kabut-kabut petang mulai menghilang
aku masih menetap di hatimu
di hati yang tak mungkin lagi memilihku.kau menjadi bayang-bayang
dalam ruang bertiang keretakan
pada rentan dinding kerelaan
aku masih merapalkan namamu dengan pelan
meski takdir telah pasti
membawamu pergi tanpa kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
NESTAPA DALAM AKSARA
PoetryKalau saja waktu bisa diputar mundur aku ingin berada tepat di mana aku pernah jatuh cinta padamu. Tidak ada yang disesalkan dari kisah yang dipaksa usai, kau tetap abadi mengekal di relung paling dalam. bukan salahmu jika pada akhirnya bukan aku ya...