E m p a t

79 11 2
                                    

Kejutan Takdir - 04

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejutan Takdir - 04

Seorang lelaki sejati akan selalu menepati janji yang telah ia ikrarkan. Lantas, kuharap, kamu menepati ikrarmu untuk selalu ada di sisiku, bersamaku.

┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Vien pikir, tempat yang akan ia datangi bersama Bhara adalah tempat yang romantis seperti di film-film. Tidak usah berandai sampai ke restoran bintang lima, paling tidak adalah taman dengan pemandangan indah, atau mungkin tepian sungai berarus tenang. Atau, tidak usah jauh-jauh lagi, mungkin rooftop, yang kerap dianggap tempat paling menenangkan.

Namun, semua pengandaian itu sirna, ketika Bhara membawanya ke sebuah sekolah yang sudah lama tutup. Ah, tidak, bukan sekolah itu yang diincar oleh Bhara. Akan tetapi, sepertinya Bhara mengincar lapangan yang begitu luas di sekolah itu. Terbukti dari Bhara yang langsung memasang net di dua buah tiang kayu di sebelah kiri dan kanan lapangan. Vien melihat pergerakan Bhara dengan sebuah kerutan di dahinya.

“Bhar, mau ngapain?” tanya Vien, selepas Bhara selesai memasang net itu.

“Mau main voli.”

“Ha? Main voli?”

Bhara mengangguk. “Iya, voli. Minggu-minggu kemarin, 'kan kamu pernah minta diajarin main voli. Cuma, karena aku jarang punya waktu, akhirnya, baru sekarang kesampaian.”

“Ya ampun, padahal, itu aku cuma bercanda, Bhar.”

Bhara mengedikkan bahunya. “Waktu itu, aku udah janji mau ajarin kamu. Dan, sekali janji, ya, tetap janji. Aku bakal ajarin kamu.”

Sebuah senyuman tercetak di wajah Vien. Gadis itu selalu mengagumi sisi Bhara yang satu ini. Lelaki itu benar-benar tipikal orang yang tidak bisa ingkar janji. Sekalipun janji itu adalah hal kecil yang mungkin orang-orang sering abaikan, maka Bhara adalah pengecualiannya. Lelaki itu benar-benar akan menepati janjinya. Baginya, janji adalah hal sakral, dan itu artinya ia harus menepati janjinya.

Lantas, apakah nanti Bhara akan menepati janjinya untuk selalu ada buat Vien?

“Jadi, gak belajarnya? Kok malah senyam-senyum, sih?”

Vien segera tersadar dari lamunannya, ketika Bhara melambaikan tangannya di hadapan Vien.

“Eh, iya, yuk.”

Bhara membuka ranselnya, kemudian mengeluarkan bola voli kepunyaannya. Lelaki itu memberi kode kepada Vien untuk berjalan ke tepian lapangan.

Kejutan Takdir [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang