Kejutan Takdir - 02
Ketika seseorang telah jatuh cinta, maka sejuta keburukan orang yang dicintainya akan sirna karena sebuah kebaikannya. Begitulah, keajaiban menyihir setiap orang yang terkena virus bernama "cinta".
┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
Kantin fakultas teknik tampak begitu padat siang ini. Semua sudut di ruangan itu terpenuhi, hingga meja yang biasanya hanya muat untuk 6 orang terpaksa dipadatkan menjadi 10 orang per meja. Hari ini adalah hari Senin, dimana sudah menjadi rutinitas bagi mahasiswa dan mahasiswi fakultas teknik dari berbagai prodi untuk berkerumun membentuk satu kumpulan di kantin itu.
Jika biasanya, ada mahasiswi yang lebih memilih makan di luar kantin, maka hari Senin adalah pengecualian. Hal yang membedakan antara Senin dengan hari yang lainnya adalah makanannya. Anak-anak fakultas teknik menyebut hari Senin sebagai Korean day. Dimana pada hari itu, semua menu makanan Indonesia diganti menjadi serba Korea. Ada japchae yang sekilas mirip seperti bihun goreng yang sering kita makan. Ada bibimbap yang merupakan nasi campur khas Korea. Ada juga ramyeon, tteokbokki, kimchi, kimbap, dan makanan khas korea lainnya. Sungguh makanan yang begitu menggugah selera.
Namun sepertinya, seporsi japchae yang ada di depan Vien tidak lagi terlihat menggugah selera. Buktinya, gadis yang kini mengenakan kemeja berwarna biru tua itu sedari tadi mengabaikan japchae miliknya. Gadis itu lebih memilih memusatkan pandangannya pada seseorang yang tengah tertawa begitu lepas di antara kepadatan kantin. Untungnya, Vien pandai mencari posisi yang strategis, karena meski berjarak kurang lebih 3 meter, Vien masih dapat melihat wajah berseri orang tersebut tanpa terhalang sesuatu apa pun.
"Vien, itu makanannya keburu dingin, tuh. Kamu gak lapar apa?"
Daraya Devanie, atau Dara, satu-satunya teman perempuan Vien di kampus menegur gadis itu. Bibimbap yang menjadi pilihan Dara untuk dihabiskan di waktu makan siang saja sudah nyaris tersapu bersih. Sedangkan Vien? Ia bahkan belum menyentuh makanannya sedikitpun. Japchae-nya masih utuh seperti semula.
Vien masih terdiam, tidak membalas pertanyaan Dara. Gadis itu masih terfokus pada seseorang itu. Karena penasaran akan apa yang dilihat oleh Vien, Dara mengikuti arah pandangan gadis itu, hingga akhirnya Dara mendapatkan alasan yang kuat.
"Oh, itu alasannya, sampai lupa makan." Dara menjentikkan jarinya di hadapan Vien, membuat gadis itu sontak tersadar dari lamunannya. "Makan tuh japchae-nya, kalau gak mau, bilang. Biar aku habisin."
Vien mengangguk patuh, kemudian mulai memakan japchae-nya. Dara yang melihat Vien mulai memakan japchae-nya tersenyum, karena setidaknya temannya itu sudah mengisi perut kosongnya dengan makanan. Akan tetapi, yang membuat Dara seketika menjadi kesal ialah tatapan gadis itu yang masih berfokus pada seseorang. Dan, seseorang itu ialah Bhara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejutan Takdir [Completed✔]
Roman d'amourJangan terlalu berharap pada keadaan, apalagi berharap agar semua ekspetasimu berjalan semulus yang kau inginkan. Karena, inilah takdir. Tidak ada siapapun yang mengetahui, bagaimana jalannya hidupmu ke depan. Seperti itulah, seorang Vienna Devansh...