T i g a P u l u h D u a

51 6 0
                                    

Kejutan Takdir – 32

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejutan Takdir – 32

Ketika seseorang dilanda hal bernama kebosanan, maka akan ada dua opsi yang akan terjadi. Yang pertama, ia akan memilih untuk pergi atas alasan bosan. Yang kedua, ia memilih untuk tetap bertahan—sesulit apa pun kondisinya—.

┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Dengan kecepatan penuh, Bhara melajukan mobilnya membelah jalan raya beraspal hitam yang tampak lengang itu. Perasaannya kini bercampur aduk. Ucapan Vai bisa dipercaya, bisa juga tidak. Bhara tidak bisa percaya jika Dara berani mengkhianatinya. Tapi, ucapan Vai itu salah, dan jika Vai dengan sengaja memfitnah Dara, lantas apa keuntungannya bagi lelaki itu?

Bhara mengacak rambutnya frustrasi dengan sebelah tangannya. Pikirannya berkecamuk. Ia tak tahu harus percaya dengan siapa saat ini. Yang jelas, satu-satunya yang bisa ia lakukan ialah dengan membuktikannya sendiri.

Tak butuh waktu lama, mobil milik Bhara berhenti di depan sebuah rumah berdinding putih susu itu. Lelaki itu keluar dari mobil, dan langsung disambut oleh pak Muhardi, yang merupakan satpam di rumah Dara.

“Selamat siang, Pak Muhardi.”

“Eh, ada Den Bhara. Siang, Den. Lagi nyari non Dara, ya?” tanya pak Muhardi.

Bhara tersenyum sopan, lantas menganggukkan kepalanya. Pak Muhardi jelas sudah mengenal Bhara, dan mengetahui alasan Bhara datang ke rumah itu, mengingat hubungannya dengan Dara telah diketahui oleh seisi penghuni rumah. “Daranya ada, Pak?”

“Waduh, mohon maaf, Den. Non Daranya nggak ada. Dari tadi pagi, sekitar jam 9 udah keluar.”

“Dari pagi udah keluar? Dara pergi kemana, Pak?”

“Kalau itu, Bapak kurang tahu. Yang jelas, dia pergi sama cowok, Den. Cuma, Bapak gak kenal siapa, soalnya selain keluarganya non Dara, cowok yang biasa ke sini cuma den Bhara aja,” jelas pak Muhardi.

“Oh, gitu. Terima kasih banyak, ya, Pak, untuk informasinya. Kalau begitu, saya pergi dulu.” Bhara lantas menyalami punggung tangan pak Muhardi, kemudian kembali masuk ke dalam mobilnya. Lelaki itu mencari ponselnya di dalam tas, dan menekan logo telepon di sebelah nama Dara. Namun, nihil. Gadis itu tidak mengangkat panggilan itu.

Bhara mencoba menelepon Dara kembali, tapi anehnya, ponsel gadis itu tidak bisa dihubungi sekarang. Apa Dara sengaja mematikan ponselnya agar Bhara tidak menghubunginya lagi?

🌺🌺🌺

Dering ponsel yang sedari tadi tidak berhenti itu membuat seorang gadis begitu panik. Bimbang rasanya, antara mengangkat telepon itu, atau justru menolaknya.

Kejutan Takdir [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang