Kejutan Takdir – 31
Tak selamanya hal bernama kebaikan akan dibalas dengan yang serupa. Walau begitu, tetaplah menjadi baik, karena Tuhan mencintai kebaikan.
┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
Vien meraih tote bag berwarna hijau tosca miliknya, dan mencari benda pipih berbentuk segiempat dari dalam sana. Dengan sekali meraba, gadis itu sudah dapat mendapatkan ponselnya dalam genggaman. Ia membuka kunci layar yang mengunci ponselnya, dan segera menekan aplikasi berlogo telepon dengan background hijau itu. Gadis itu mencari sebuah nama dengan tombol search yang ada di baris teratas layar aplikasi itu, dan langsung mengetikkan beberapa baris kalimat di sana. Dalam sekejap, pesan itu sudah terkirim.
To : Daraya D
Dar
Kata Bhara, kamu sakit?Vien mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja, sembari menanti balasan dari Dara. Gadis itu khawatir dengan keadaan Dara, dan rasanya Vien tidak bisa menahan diri untuk tidak mengirimkan pesan kepada gadis itu. Walau perasaan gadis itu tidak dapat berbohong, bahwa sempat timbul rasa kecewa karena Dara diam-diam menyukai Bhara. Namun, Vien tidak bisa lepas kepedulian begitu saja, pada gadis yang notabenenya berlabel sebagai teman dekatnya di kampus, selain Bhara dan Vai.
Suara notifikasi yang juga disertai dengan getaran kecil itu membuat Vien segera mengaktifkan ponselnya kembali, setelah beberapa menit terbuka dan mati sendiri.
From : Daraya D
Iya
Knp kamu bs tny sama Bhara?
Lg sma dia?Vien baru saja ingin mengetikkan sebuah balasan, tapi suara dari Vai membuat dirinya menoleh. Gadis itu sontak mematikan ponselnya, ketika melihat Vai datang bersamaan dengan pak Harto masuk ke dalam kelas. Pak Harto langsung berjalan ke mejanya yang letaknya berseberangan dengan meja barisan terdepan. Sedangkan Vai, lelaki itu berjalan menuju sebuah bangku kosong yang memang sudah disediakan Vien di sebelahnya.
“Aman, Vai?” tanya Vien, bermaksud mempertanyakan tentang buku tugas lelaki itu. Lelaki itu tersenyum, lantas mengacungkan kedua jempolnya.
Kelas pun dimulai. Semua mahasiswa dan mahasiswi yang ada di kelas itu mulai membuka buku tugas mereka dan mengikuti pembelajaran dengan tertib. Sesekali, terdengar suara diskusi yang dilontarkan oleh mahasiswi berprestasi di kelas tersebut.
🌺🌺🌺
“Sia-sia bekejar dengan waktu buat balik ke rumah, ambil buku tugas. Eh, malah gak dikoreksi. Mana kepala aku udah hampir pecah kena penjelasan pak Harto, gila, sih. Hari ini benar-benar nguji kesabaran aku banget,” keluh Vai, sembari memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Vien yang berada di sampingnya terkekeh kecil melihat tingkah Vai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejutan Takdir [Completed✔]
RomanceJangan terlalu berharap pada keadaan, apalagi berharap agar semua ekspetasimu berjalan semulus yang kau inginkan. Karena, inilah takdir. Tidak ada siapapun yang mengetahui, bagaimana jalannya hidupmu ke depan. Seperti itulah, seorang Vienna Devansh...