D u a B e l a s

48 7 0
                                    

Kejutan Takdir - 12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejutan Takdir - 12

Ternyata begini rasanya, perih akibat diterjang lautan rindu, sakit akibat dihadang pemandangan penuh kemesraan— antara kamu, dan dirinya.

┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

"Apa-apaan, nih?" tanya Bhara penuh emosi, tatkala mendapatkan sebuah tinjuan mendarat di rahang kokohnya. Ia menatap Vai yang sepertinya lebih emosi daripadanya, namun masalahnya sekarang, Bhara tak merasa pernah berbuat salah pada Vai.

"Lo masih bisa tanya apaan? Lo gak nyadar, apa yang udah lo lakuin, Cowok berengsek?" hardik Vai, dengan nada yang tinggi. Lelaki itu sudah tidak lagi peduli akan dirinya yang kini menjadi pusat perhatian. Yang jelas, ia harus memberikan pelajaran pada lelaki berengsek yang telah memarahi gadisnya.

"Sumpah, gue masih gak paham. Gue gak berbuat salah sama lo, trus lo tonjok gue. Ditambah, lo bilang gue gak sadar? Apaan, sih? Lo lagi drama?"

"Lo kata gue lagi drama? Sekarang gue tanya sama lo. Apa yang udah lo lakuin sama Vien sampai dia nangis?"

Bhara mengerutkan keningnya. Vien menangis? Apa itu karena ulahnya memarahi gadis itu tadi?

"Vien nangis? Karena apa?" Bhara mencoba memastikan, bahwa tangisan Vien tidak disebabkan olehnya. Akan tetapi, melihat wajah Vai yang semakin menggeram, lelaki itu dapat menyimpulkan bahwa tangisan milik Vien memang disebabkan olehnya.

Vai mengacuhkan pertanyaan Bhara, yang lebih cocok disebut sebagai pernyataan itu. Lelaki itu memberikan tinjuan kedua yang mendarat di rahang sebelah kanan Bhara. "Ini buat lo yang udah buat Vien nangis."

Tinjuan ketiga. "Ini buat lo yang udah pura-pura gak ngerasa bersalah."

Tinjuan keempat. "Ini buat lo, cowok berengsek yang bisa-bisanya marahin cewek."

Tinjuan selanjutnya datang. Namun, bukan dari Vai, melainkan dari Bhara. Lelaki itu menghajar Vai, membuat lelaki itu sedikit terhuyung ke belakang sebagai refleks. Vai berusaha kembali seimbang, hendak mendaratkan tinjuan lagi pada Bhara, namun terlambat. Suara histeris dari seorang gadis yang bercampur dengan isak tangis itu mengacaukan fokus Vai.

"Stop! Jangan berantem," teriak Vien, yang langsung berlari, memposisikan dirinya di antara Bhara dan Vai. Gadis itu memeluk tubuh Bhara, mengingat tangan Vai yang masih terkepal sempurna di udara.

"Kalian kenapa berantem, sih?" tanya Vien. Bahunya naik turun, berusaha menetralkan tangisnya. "Kalian juga, kenapa pada diam aja pas Bhara dan Vai berantem?" Mata gadis itu menatap tajam orang-orang di sekitarnya, yang hanya bisa menjadi penonton, tanpa mencoba melerai.

Kejutan Takdir [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang