Merayakan

218 23 6
                                        

Malamnya dengan suasana cafe begitu ramai, seorang gadis yang tak lain Vio baru saja datang.

"Sorry guys, gue telat," ucap Vio dengan wajah memelas.

"Lo ada urusan apa sampai telat?" tanya Eliza di sebelah Vio.

"Gue tadi antar Mama ke temennya, jadi telat deh," jawab Vio.

"Gak papa Vi, Mama lo jauh lebih penting," ucap Vella.

Vio tersenyum mendengarnya.

"Guys, mari bersulang untuk kemenangan SMA Bakti!" ucap salah seorang cowok tinggi berkulit sawo matang bernama Zidan.

"Masa kemenangan aja, kita di sini di undang juga karena rasa terimakasih kalian ke kita," sahut Vella tak terima.

Bener banget tuh.

Ulang lagi.

Ribet amat!

"Oke, mari bersulang atas kemenangan SMA Bakti dan rasa terimakasih kita kepada anggota cheerleader dari SMA Kencana!" ucap Zidan kedua kalinya.

Semua bersulang dan meminum minumannya masing-masing.

"Bayu gak di ajak?" tanya Vio pada Cherry.

"Vio, kan lo tau yang undang kita tuh musuhnya Bayu. Masa iya dia bakal di undang," jawab Cherry.

"Iya sih," balas Vio lupa.

Di sisi lain, Samudra yang duduk bersama sahabat-sahabatnya menatap keramaian.

"Emang sih mereka cantik-cantik, cuma galaknya itu lho," ucap Rafa dengan menatap para gadis-gadis anggota cheerleader.

"Iya sih, apalagi cewek yang tadi," balas Zidan.

"Siapa namanya?" tanya Rafa.

"Mana gue tau," jawab Zidan mengedikkan bahunya tak tahu.

"Tanyalah, yang gentle jadi cowok," sahut Samudra yang sedari tadi diam mendengarkan obrolan sahabat-sahabatnya.

Zidan mencoba berdiri dan mendekati 4 gadis yang tengah mengobrol.

"Hai," sapa Zidan yang mendekat pada Vella.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Vella heran.

"Gue cuma mau tanya, nama lo siapa?" tanya Zidan dengan wajah tersenyum.

"Kepo amat jadi cowok!" balas Vella ketus.

"Jangan deketin dia deh! Dia udah ada pacar," pinta Eliza.

"Oh ya? Ya mungkin kan kita bisa jadi temen," ucap Zidan.

Vella menoleh kepada Zidan.

"Gue Vella. Udah kan?" balas Vella to the poin.

"Good girl," ujar Zidan kemudian berbalik untuk pergi.

"Udah gitu doang? Gue kira bakal deketin cewek ketus kayak Vella," ucap Cherry.

"Ya kali, Vella kan gak pernah mikir buat pacaran," sahut Vio.

Vella mengangguk akan ucapan Vio.

Kling ....

Satu pesan masuk berasal dari ponsel Vio.

From: Bayu

Kalau udah pulang telepon aja, gue bakal jemput lo.

Vio mengukir senyuman akan pesan dari Bayu.

"Kenapa nih senyum-senyum?" tanya Eliza kepo.

Vio mendongak.

Dear Samudra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang