Hari terakhir di pantai, membuat semua murid-murid mulai mencari oleh-oleh.
"Topi nya bagus gak sih?" tanya Eliza memakai topi berwarna hitam.
"Bagus," jawab Vella singkat.
"Singkat amat Mbak," gumam Eliza.
"Gimana Vi?" tanya Eliza pada Vio yang tengah memilih kalung.
Vio menoleh saat dipanggil Eliza.
"Kenapa gak putih aja? Lo kayaknya punya topi warna hitam deh," Saran Vio.
"Iya sih, agak bosen juga warna hitam," ujar Eliza pada dirinya sendiri.
"Thanks Vi, atas saran lo." ucap Eliza pada Vio.
"Sama-sama," Vio kembali memilih kalung yang ia inginkan.
Tak sengaja Vio melihat kalung yang familiar baginya.
Ini kan? Batin Vio.
Flashback on.
"Balikin kalung gue!" pinta Vio.
Vio yang tengah berbicara dengan gadis di depannya di rooftoop sekolah.
"Mau gue balikin atau gue lempar?" tanyanya.
"Please, itu kalung gue beli dari hasil gue kerja," balas Vio.
Gadis di depannya tersenyum miring dan sengaja menjatuhkan kalung milik Vio.
"Sorry ya, gak sengaja," ucapnya.
Flashback off.
Vio yang melihat kalung itu langsung mengambilnya.
"Pak, kalung nya berapa ya?" tanya Vio pada sang penjual.
"Tiga puluh ribu rupiah," jawabnya.
Vio memberikan uangnya dan menatap kalung itu.
"Bagus gak Dra?" tanya Vena di sebelah Samudra saat ia memilih kalung.
Vio menoleh dan melihat Samudra yang juga tengah menatapnya.
Samudra berbicara kepada Vio menggunakan isyarat menunjuk kalung Vio dan mengacungkan jempol.
Vio hanya tersenyum menatapnya.
"Samudra," panggil Vena menyenggol lengannya.
"Kenapa Ven?" tanya Samudra.
"Ini bagus gak?" tanya Vena.
"Bagus," jawab Samudra singkat.
Vio hanya tertawa kecil melihat Samudra.
"Dasar modus," gumam Vio.
"Kalau ini?" tanya Vena lagi.
"Bagus," jawab Samudra.
Vio ingin pergi menuju tempat lukisan.
"Ven, gue ke toilet sana dulu ya," pinta Samudra.
"Oh oke, gue tunggu di sini," balas Vena.
"Sebentar aja kok," pinta Samudra pergi yang bukannya ke toilet malah mengikuti Vio.
Vena memilih percaya Samudra kemudian ia melihat-lihat kalung lagi.
"Pak, ada lukisan pantai gak?" tanya Vio pada pemilik toko.
"Ada Dek, silahkan di lihat di sini," jawab sang pemilik.
Vio mengikutinya dan beberapa lukisan sekarang ada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Samudra [END]
Teen FictionKehidupan Samudra yang awalnya suram menjadi cerah karena pertemuannya bersama gadis bernama Vio. Dua orang yang berbeda sekolah terhubung karena suatu kejadian, dan pertemuan mereka juga membuat suatu bencana. "Gue cuma mau buat lo sadar, bahwa keh...