Kebahagiaan

222 24 4
                                    

Carissa membereskan barang-barangnya untuk pergi ke Jogja.

Flashback on.

"Aku pulang," ucap Carissa masuk ke dalam rumah.

Riko langsung menunjukkan video yang berada di ponselnya, Carissa terkejut.

"Pa, aku bisa jelasin," ucap Carissa yang takut dengan Papanya.

"Jadi kamu selama ini tertekan karena sikap Papa?" tanya Riko menyimpan ponselnya kembali.

Nina yang tau putrinya sudah pulang menghampirinya.

"Pa, biar Carissa ke kamar ya," pinta Nina.

"Iya Pa, aku selama ini takut dan tertekan sama sikap Papa," jawab Carissa sembari menunduk.

Riko menghela nafas.

"Apa yang kamu inginkan Sa?" tanya Riko.

Carissa mendongak menatap Papanya.

"Papa ingin tahu, apa yang kamu inginkan jika Papa memberi kamu kebebasan?" tanya Riko lagi.

"Beritahu Papa kamu sayang," pinta Nina lembut.

Carissa mencoba memberanikan dirinya.

"Aku ingin sekolah di Jogja, tinggal sama Oma di sana," jawab Carissa.

"Kalau itu pilihan kamu, Papa akan mengurus kepindahan kamu lusa," balas Riko.

"Papa serius?" tanya Carissa tak percaya.

Riko mengangguk kemudian memeluk putrinya.

"Maafkan Papa, karena sikap Papa membuat kamu seperti ini," ucap Riko.

Carissa tersenyum dan membalas pelukan Papanya.

"Iya Pa, Carissa udah maafin Papa kok," balas Carissa.

Nina tersenyum melihatnya, karena akhirnya Riko mau memberi kebebasan pada Carissa.

Flashback off.

"Ternyata bener apa kata Vio, justru dia yang membantu gue." ucap Carissa.

Carissa mengirim pesan kepada seseorang.

•••••

"Oma, Vio janji bakal balik," ucap Vio sembari membawa kopernya.

"Oiya, soal warisan itu?" tanya Oma.

"Vio pikir warisan itu akan Vio sumbangkan sebagian besar kepada panti asuhan," jawab Vio.

Oma bersyukur akan pemikiran Vio.

"Vi, Oma harap kamu kembali bahagia ya," balas Oma Tania.

Vio mengangguk tersenyum.

"Makasih ya Oma, bisa menjadi orang tua yang selalu sayang sama Vio, padahal kan kita waktu itu cuma kebetulan ketemu," ucap Vio.

"Vi, pertemuan waktu itu adalah takdir bahwa kamu patut diberi kasih sayang, memang Oma merawat kamu tidak sebaik orang tua kandung kamu tapi Oma berusaha menjadi lebih baik," balas Oma.

Vio memeluk Oma erat.

"Vio sayang sama Oma, jaga diri ya disini selagi Vio gak ada," ujar Vio.

"Pasti."

Vio melepaskan pelukannya dan berpamitan pada Oma.

"Vio pamit ya. Assalamualaikum," salam Vio.

"Waalaikumsalam."

Dear Samudra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang