Kecewa

114 16 0
                                    

Vio mengangguk dan memilih menunggu di luar toko.

"Capek juga gue," Keluh Vio memegang lehernya.

"Ish ... Vano!" Ucapan seseorang yang di dengar oleh Vio.

Vio menoleh melihat seorang gadis bersama Vano yang tengah bercanda.

Vano? Batin Vio.

"Kamu tuh ya!" ucap gadis itu pada Vano, lalu Vano menggandeng erat tangannya untuk berjalan berdampingan.

Vio melihat Tante Vera masih membayar perhiasan, jadi dia mencoba menghampiri Vano.

"Vano," sapa Vio.

"Vio, kamu ngapain di sini?" tanya Vano lalu melepas tangan gadis itu dari tangannya.

"Terserah aku dong, bukannya kamu bilang gak bisa jemput aku, apa karena cewek ini?" tanya Vio balik.

"Lo siapa nya Vano?" tanya gadis itu.

Vio memperkenalkan dirinya.

"Gue Vio, pacarnya Vano," jawab Vio tersenyum.

"Lo siapa nya dia?" tanya Vio.

"Gue temen deket dia, dia yang selalu antar jemput gue," jawabnya.

"Kelihatan banget lo anak orang kaya," ucap Vio menatap gadis itu.

"Gue anak pengacara," balasnya.

Vio tersenyum kecil.

"Jadi Zahra hanya sebuah alasan kamu buat antar jemput cewek ini?" tanya Vio pada Vano.

"Aku bisa jelasin Vi," pinta Vano memegang tangan Vio.

"Aku gak pacaran kok sama dia," Lanjutnya.

"Ish ... Vano! Kamu katanya mau nembak aku hari ini," ucap gadis itu kesal.

"Sorry ya, gue lebih milih cewek gue," balas Vano.

"Awas ya lo!" Ancam gadis pada Vio lalu pergi dengan wajah kesal.

"Vi, maafin aku ya," Mohon Vano.

"Kamu butuh cewek dari keluarga kaya? Cari aja yang lain jangan aku!" Kesal Vio melepas kasar tangan Vano.

"Enggak gitu Vi, aku begini karena kita beda sekolah," balas Vano.

"Justru malah ini ujian buat kita berdua, saling percaya satu sama lain. Tapi kamu udah hancurin kepercayaan aku sekarang," ujar Vio.

"Aku bukan apa-apa bagi kamu Van," Lanjutnya.

Vio memilih pergi namun di tahan Vano.

"Kasih aku kesempatan," Mohon Vano.

"Kamu beda sama Vino," ucap Vio lalu pergi.

•••••

"Iya Ma, aku juga udah selesai," ucap Vella pada Mama nya di sambungan telfon.

Tut.

Vella keluar toko baju, ia telah selesai membeli baju untuknya.

"Vella," sapa seseorang.

Vella mendongak.

"Gue kayak pernah lihat lo," ucap Vella pada cowok di depannya.

"Gue Zidan, murid SMA Bakti," balasnya.

"Oiya, baru inget," ujar Vella.

Dear Samudra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang