Where are you

728 67 13
                                    

Hilangnya Haibara Ai membuat orang - orang terdekatnya merasa terpukul. Hakase meski terus mencoba tersenyum didepan detective cilik yang terus menangisi kepergian Ai tapi senyuman itu tidak secerah biasanya. Bagaimana dia bisa tersenyum ketika sosok yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri dinyatakan hilang. Pun Akai Shuichi tak jauh berbeda dengan Hakase. Meski sejak dulu predikat poker face melekat padanya, pria itu terlihat lebih murung, orang-orang yang mengenalnya pasti mengetahuinya. Sepanjang malam ia terjaga ditemani berbotol botol bourbon, memikirkan nasib Haibara Ai, selera makannya turun drastis, seharian ini ia tak memasukkan makanan sedikitpun kemulutnya. Menolak semua makanan yang Jodie tawarkan untuknya. Shuichi tidak mengira eksistensi adik dari Akemi mampu mencuri sebagian jiwanya, hingga kini ia tak menginginkan apapun selain gadis mungil itu kembali disisinya, ia tidak peduli gadis itu mengenalnya sebagai Subaru Okiya alih-alih Akai Shuichi.

Kondisi Conan pun tak jauh berbeda. Dari semua orang spesial dalam kehidupan Haibara Ai, Edogawa Conan lah yang paling merasa kehilangan. Ia kehilangan partner sekaligus kawan senasib seperjuangannya. Terhitung sudah dua hari semenjak peristiwa itu, namun rasanya sudah lama sekali. Conan rindu berdebat dengan Ai. Conan rindu ucapan sarkas Ai. Bahkan Conan merindui tatapan putri setan mengantuk itu. Kini Conan terpuruk lemah, menyandarkan kepala di atas meja bar milik Hakase. Otak yang biasanya cemerlang mendadak kosong, ia tidak bisa berpikir apa-apa selain kemana Ai pergi. Conan juga hanya menyentuh makanan sedikit, meski sudah dibujuk dengan berbagai cara oleh Yukiko untuk makan Conan hanya akan makan sesuap nasi untuk menghargai Ibunya yang repot-repot memasak.

Jangan menanyakan kenapa ia sangat terpuruk dengan kepergian Ai. Sebab Conan pun tidak mengerti, kenapa hilangnya Ai mengambil semua mood baiknya? Kenapa kepergian Ai seolah menyedot tenaganya hingga ia merasa lemah? Kenapa Ai pergi seakan mengambil semua kecerdasan miliknya?

Apa selama ini ia tidak menyadari bahwa Haibara Ai sudah masuk daftar orang spesial dihidupnya? Hingga peristiwa lusa lalu terjadi.

Apa dirinya menyukai Haibara Ai?

Rasanya tidak mungkin, dia sudah memiliki Ran sebagai kekasih hatinya. Bagaimana bisa dia memasukan nama lain disudut hatinya. Mungkinkah hatinya kini sudah terbagi dua?

"Shin-chan ayolah makan sedikiiit saja." Bujuk Yukiko membawa sepiring nasi kare. Bahkan harum makanan itu tak mampu menggugah selera makan putranya.

"Aku tidak lapar Okasan."

"Setidaknya sesuap saja, buat mengganjal perutmu hari ini." Yukiko juga ikut dibuat pusing karena harus merawat tiga orang yang lagi galau.

"Nanti saja." Conan malah menelungkupkan kepalanya.

Heiji yang menyaksikan perubahan dalam diri sahabatnya merasa prihatin, rupanya sudah sejauh ini kakak ilmuan itu menerobos masuk dalam hidup Shinichi Kudo. Rasanya baru kemarin dia mendengarkan cerita tentang Shiho Miyano yang jabur dari organisasi dengan menelan pil yang sama dari Shinichi.

"Kemana jati dirimu sebagai detective?" Tanya Yusaku tiba-tiba. "Sudah bosan?"

"Yusaku." Yukiko memperingati suaminya. Namun Yusaku mengacuhkannya.

"Apa dengan meratapinya mampu membawa gadis itu kembali? Kau ini seorang detective. Kalau kehilangan sesuatu kau harus mencarinya sampai ketemu, seperti bukti dalam kasusmu." Ucapnya tegas. Kata-katanya membuat Conan mengangkat kepala. Benar ucapan Ayahnya, mencari bukti tersembunyi dalam kasusnya saja ia bisa menemukannya kenapa ia tidak bisa menemukan Haibara Ai.

"Benar, tubuh Ai-chan tidak ditemukan di gedung itu, jadi ada kemungkinan dia selamat dari pengeboman dan..." Yukiko ikut memancing putranya.

"Seseorang mungkin menyembunyikannya." Sahut Conan kemudian. Menimbulkan senyum penuh arti semua orang yang ada disana.

One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang