KID

1K 87 13
                                    

Jam menunjukan pukul 16:45. Ketika van yang mereka tumpangi sampai ke lokasi pameran. Orang-orang bertumpah ruah dari depan hotel sampai ke jalanan. Membuat laju kendaraan tersendat oleh kumpulan orang-orang itu. Masing-masing dari mereka membawa atribut aneh dan spanduk bertuliskan 'ayo KID, ganbate.' Mereka bahkan sudah datang lebih awal padahal KID akan melancarkan aksinya menjelang pukul tujuh malam. Benar-benar fans yang luar biasa.

Conan berdecak. "Cih. Orang-orang sekarang memang aneh. Pencuri saja banyak fansnya."

"Karena orang-orang lebih tertarik menonton aksi sulap KID yang tidak pernah ada habisnya ketimbang menonton deduksi seorang detective yang bermain dengan mayat dan intimidasi tersangka. Aku berani bertaruh kalau fans KID jauh lebih banyak dari fans Kudo Shinichi." Ai menuturkan itu semua dengan tanpa menoleh arah Conan.

Conan memasang tampang 'oe oe' khasnya. Sementara Hattori hanya nyengir.

Van memasuki area parkiran. Ketiga bocah yang benar-benar bocah sangat antusias, ketiganya bahkan sudah berdiri, mereka seakan tidak sabar untuk segera turun dari mobil.

"Sugoi na kono hoteru." Genta berseru takjub.

.

.

"Selamat datang." Sonoko menyambut mereka dengan senyuman lebar dibarengi lambaian kecil meminta mereka mendekat kearahnya. Disisinya berdiri pria tinggi berbadan besar serta kulitnya gelap.

"Sonoko, terimakasih sudah mengundang kami." Ran mewakili semua yang datang bersamanya.

"Mondainai. Kita kan memang sudah mengenal lama." Sonoko mengibas-ngibas tangannya seperti yang biasa orang lakukan jika membicarakan sesuatu yang tidak masalah.

Lobby hotel sudah sangat ramai dengan adanya para tamu undangan yang sudah datang. Lantai satu ini memang sengaja di buat seperti aula dan sengaja dibuat konsep seperti pameran. Dinding-dinding lobby ini tergantung lukisan-lukisan yang pastinya tidak murah dan terkenal.

Sejenak mata Ai tertarik pada lukisan angsa di padang salju. Tampak sangat indah. Kaki Ai melangkah mendekati lukisan itu, dia tidak memperhatikan sekitarnya karena matanya hanya tertuju pada lukisan itu, hingga seseorang tak sengaja menabraknya.

"Ah gomen ojou-chan." Pria itu menekuk kaki kanannya untuk menjajarkannya dengan Ai.

"Mondai nassai." Ai bisa melihat jelas wajah pria ini, dari wajahnya dia terlihat hampir memasuki usia empat puluhan. Dia mengenakan kacamata tebal dan rambutnya pendek sedikit jabrik.

"Lain kali kalau berjalan perhatikan disekitarnya yah. Kamu bisa kena marah nanti." Ucap lembut pria itu. Ai hanya mengangguk. Pria tersebut tersenyum kemudian berdiri. "Semoga kamu menikmati acara ini ojou-chan." Ucapnya sebelum akhirnya pergi. Kejadian itu tak luput dari pengamatan seseorang.

Ai melanjutkan jalannya. Ai mengamati lukisan ini dengan seksama, lukisan ini sangat cantik dipadu warna biru dan putih. Tergambar seekor angsa yang menelusup paruhnya dibalik sayap, berdiri di hamparan salju.

"Kau menyukai lukisannya?"

Ai menoleh, Subaru sudah berdiri disisinya. Ai tidak tahu kalau pria ini juga diundang tapi mengingat tabiat keponakan pemilik hajat ini jadi tidak begitu mengherankan.

"Hhmm." Ai malas menjawabnya.

"Sedang apa kalian berdua?"

Tak perlu berbalik untuk mengetahui siapa si penanya.

"Menurutmu?" Balik tanya Ai sambil berjalan pergi.

"Anak ini, ditanya malah pergi." Apa dia tidak merasakan kehadiran mereka disini. Conan beralih menatap Subaru, pria itu tengah mengawasi Ai yang berjalan mendekati Ayumi dkk di meja sajian.

One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang