Ai berlari kecil di jalanan sekitar taman. Sesekali ia menengok jarum di jam tangan yang melingkar manis ditangan kirinya. 'Sudah terlambat, dia pasti akan marah padaku.' Tapi dia tidak memedulikannya. Sudah sering sekali remaja bertubuh kecil yang nasibnya sama seperti dirinya marah bahkan membentak-bentaknya, anggap saja suaranya yang fals itu sebagai angin lalu.
Sore ini Conan memintanya untuk datang ke taman, ia ingin membicarakan sesuatu yang penting katanya. Tapi kenapa mesti di taman. Jika memang benar dia ingin bicara tentang BO, seharusnya mencari tempat yang lebih privasi.
Tiba-tiba, seseorang yang berpostur tubuh tinggi menjulang berdiri di depannya menghadangi jalan. Ai sontak menghentikan langkahnya. Ia mendongak. Ia membeku, dadanya mendadak sesak, ketakutan langsung menjalar ke syaraf otaknya, ekspresinya seketika berubah tegang. Sementara itu pria tinggi berambut pirang platinum di depannya malah tersenyum padanya seolah mengejeknya.
"Kombawa... Sherry."
Haibara-san
Ia mendengar seseorang memanggilnya. Tapi entah dimana.
HAIBARA AI
Ai terlonjak. Gelagapan. Nyaris saja ia terjungkal ke belakang. Anak-anak puas menertawakannya. Ini pasti karena efek obat yang ia minum tadi pagi membuatnya mengantuk di kelas yang tidak bisa ia tahan lagi akhirnya Ai ketiduran.
"Kau pikir sekarang adalah waktu tidurmu?" Kamogari sensei berkata galak. "Atau kamu sudah merasa pintar sekali sampai kamu menghiraukan pelajaran ini?" Guru kelas tiga SD Teitan ini memang terkenal galak dan tak akan memberikan toleransi pada murid yang terbukti melakukan kesalahan.
Ai hanya diam.
"Maaf sensei." Kini Conan menyela. "Mungkin Haibara Ai ketiduran karena efek obat yang diminumnya tadi pagi."
"Terima kasih atas pembelaanmu Edogawa-kun." Ucap Kamogari dengan nada menyindir. Ia melirik Ai lagi. "Sebaiknya kau istirahat di UKS saja. Kau akan tidur lebih nyenyak disana." Beberapa anak tertawa mendengarnya. Ai mengerling Conan, bocah empat mata itu malah nyengir lebar padanya, Ai membuang muka, menatap punggung Kamogari sensei yang tengah berjalan ke depan kelas. Ia menghela napas panjang. Sepertinya ia tidak bisa lagi menahan kantuknya yang begitu berat ini.
CHAPTER 3
UMPANAkai Shuichi a.k.a Subaru Okiya berjalan menyusuri trotoar kota Beika dalam perjalanannya menuju beika shopping mall untuk membeli beberapa persediaan untuk kebutuhannya.
"Doko ni iku no?"
Langkah Subaru terhenti, dia menoleh dan mendapati Amuro Tooru berdiri bersandar di balik pilar sebuah toko kue. Mata pria bersurai pirang platinum itu manatapnya misterius. Amuro melepas sandarannya dan berdiri tegak menghadap Subaru yang menatap datar pria itu.
"Dicuaca panas seperti ini pun kau masih memakai sweter turtleneck seperti itu." Amuro menatap curiga leher Subaru.
"Apa kau masih berpikir aku memakai sesuatu yang aneh?"
"Aku ingin sekali melihat apa yang ada dibalik kerah lehermu. Tapi tidak sekarang."
"Maaf. Aku tidak punya cukup banyak waktu untuk berbincang denganmu. Permisi." Subaru melanjutkan langkahnya. Amuro menatap sebal ke punggung Subaru dan akhirnya ikut melangkah menyamai langkah Subaru.
"Kemana kau akan pergi?"
"Beika shopping mall." Subaru menjawab tanpa menoleh penanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love
Mystery / ThrillerSudah lama semenjak Haibara Ai dan Edogawa Conan bertemu. Belum ada perkembangan tentang BO. Mareka selalu berpindah markas hingga sulit dilacak. Sementara itu Haibara Ai belum menemukan komponen lengkap antidot, membuat kedua remaja itu masih dalam...