Rencana

1.8K 136 7
                                    

"Cepat sedikit jalannya, dasar lelet." Omel Conan pada Ai yang berjalan seperti siput. Ya ampun Conan, wajarlah Ai berjalan seperti itu. Kakinya masih dalam proses penyembuhan masa dia disuruh jalan cepat seperti orang normal.

Conan berdiri di depan gerbang sekolah, tangan kirinya menenteng skeatboard kesayangannya, ia menatap Ai gemas.

Ai melempar death glare khasnya. "Berhenti mengomel. Waktu kakimu terkilir juga begini jalannya." Kata Ai tak kalah kencang sehingga anak-anak yang lewat memperhatikan mereka.

"Siapa suruh tadi kamu menolak tawaranku untuk naik skeatboard."

"Itu sama saja bodoh. Kalau kamu nawarinnya naik sepeda baru aku mau. Bukannya ngebantuin malah ngomel." Gerutu Ai.

"Kalau kamu jalannya seperti itu, sampe bel bunyi juga kita masih diluar kelas." Kata Conan dengan nada tinggi sebab jaraknya dengan Ai terlampau lima meter.

"Yaudah. Duluan aja sana. Tidak usah pedulikan aku."

Dasar makhluk menyebalkan. Padahal dua hari lalu dia memintanya agar tetap bersamanya dan berjanji ini itu agar dia tidak pergi. Tapi apa buktinya. Menunggu atau menemaninya berjalan dalam kondisi pincang saja tidak mau. Awas saja nanti kalau Ai pergi beneran, nangis-nangis deh tuh Conan.

"Itu kamu yang minta yah."

Conan sudah berbalik, hendak meninggalkan Ai tapi berhenti saat mendengar suara yang sudah ditandainya.

"Ohayo Haibara-san."

Ai menoleh. Ia sedikit heran, kenapa Takimura sensei tiba-tiba ada disampingnya. "Ohayo Sensei."

"Kamu butuh bantuan Haibara-san."

Conan yang mendengar itu buru-buru menghampiri mereka. "Tidak perlu sensei. Aku yang akan membantunya."

Ai semakin heran. Kemasukan setan dari mana si Conan, tiba-tiba mau membantunya setelah perdebatan diantara mereka tadi. Tanpa meminta ijin, Conan seenak jidatnya melingkarkan tangan kanannya kepinggang Ai sementara tangan kirinya masih setia menenteng skeatboard kesayangannya.

"Tidak perlu Edogawa-kun. Kamu bisa terlambat jika membantuku."

"Udah nggak usah banyak omong. Ayo cepat jalan."

Conan berusaha tak mengacuhkan pria dewasa yang tengah memperhatikan mereka saat ini. Dasar pedofil gila. Pintar sekali dia mencari kesempatan agar bisa menyentuh Ai. Ini tidak bisa dibiarkan, ia harus mencari solusi agar Ai dan anak-anak perempuan di sekolah ini bebas dari parasit itu.

"Aku ingetin ke kamu. Jauhi Takimura sensei."

Lagi-lagi Ai mengerling bingung. "Kenapa?"

"Pokoknya jauhin saja dia."

"Iya. Tapi kenapa? Sesuatu pasti ada alasannya kan?"

Conan menoleh ke belakang setelah melihat jarak aman antara mereka dan Takimura sensei, ia pun berbisik. "Dia pedofil."

"Lalu, apa masalahnya?"

Tuk,-

"Aww.." Ai mengusap keningnya berdenyut karena ulah Conan yang barusaja mengadu kening mereka. Kata Conan terpaksa, karena kedua tangannya tengah bekerja sekarang. Ai baru akan membuka suara untuk protes tapi Conan mendahuluinya.

"Dasar bodoh. Memangnya kamu tidak sadar dengan posisimu sekarang. Umur boleh delapan puluh empat tahun tapi tubuhmu dalam kondisi chibi. Itu menjadi sasaran empuk buat pedofil gila seperti dia. Ngerti."

Ai menatap Conan malas lalu membuang muka tidak terima dengan makhluk menyebalkan ini yang menyebutkan umurnya dengan umur nenek-nenek.

"Hei, dengar tidak."

One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang