Kondisi jisoo sudah membaik, karna itulah Lisa kini berani meninggalkan sang kakak di rumah sakit setelah sekian lama. Tentunya masih ditemani Jennie dan juga rose di sana.
Hari ini hari Minggu, karna itulah kini ia berada disini sekarang. Di sebuah taman bersama lelaki pemilik gigi kelinci,siapa lagi jika bukan Jungkook.
Sebenarnya Lisa bosan berada di rumah sakit, karna itulah ia terpaksa menerima ajakan lelaki itu. Antara senang dan terpaksa sebenarnya beda tipis sih ಡ ͜ ʖ ಡ.
.
.
.
.
Duduk di sebuah bangku taman yang langsung mengarah ke arah danau, dua orang berbeda jenis kelamin ini masih berdiam diri menikmati ketenangan yang ada.
"Lisa."
Lisa menoleh, melihat senyum indah lelaki yang kini di hadapan nya bingung.
"Wae??"
"Lo beneran sayang kakak lo?" Jungkook bertanya.
Lisa mengernyit bingung, lalu menjawab "ya, iyalah."
"Walopun setelah semua apa yang mereka perbuat sama lo?"
Lisa termenung, jika diingat Memang perkataan Jungkook ada benarnya. Selama ini seringkali ia merasa sakit hati oleh kakak nya. Namun, entah mengapa saat Lisa menatap mata mereka, semua sakit hati itu seolah lenyap digantikan ketenangan.
Lisa beranjak, memilih berjalan menghadap ke arah danau yang tenang. "Lo tahu Jung? Sejak kecil gw gampang banget nangis. Entah karna hal kecil sekalipun."
Jungkook hanya diam. Sedikit merasa bersalah karna membahas sesuatu yang sensitif bagi gadis di depannya. Diapun Memilih mendengarkan isi hati gadis di depannya ini.
"Gw anak yang cengeng, nggak mau tau, manja, dan seenaknya. Tapi bukankah itu wajar karna gw seorang bungsu? Dan saat itupun kedua orang tua gw masih ada." Lisa tersenyum masam.
"Semua hari hari gw terasa sangat menyenangkan. Tapi semuanya berubah seketika setelah eomma dan appa pergi."
"Disaat appa dan eomma pergi, gw cuma punya mereka. Mereka yang selalu sama gw. Mereka lah alasan gw bertahan hingga sekarang. Dan tanpa disadari juga, merekalah yang sudah membuat gw kuat, bahkan sangat kuat bukan?" Lisa menoleh, menatap Jungkook yang kini menunduk.
"Gw menyayangi mereka, seperti gw sayang orang tua gw."
.
.
.
"Lo suka?" Tanya Jungkook sembari mandayung perahu kecil yang kini ia naiki bersama Lisa. Masih di daerah danau.
Lisa tidak menjawab, hanya mengangguk kan kepala dan tersenyum hangat ke arah pemuda itu. Tentunya dibalas tak kalah manis oleh Jungkook.
Mereka mendayung dengan tenang. Menikmati terpaan angin sore yang cukup menyegarkan dan juga beberapa ikan yang berenang melintas di bawah perahu kecil mereka.
Lisa menikmati nya. Sangat menikmati hingga tak sadar ia memejamkan mata nya seolah damai berada disini.
Terkaget, saat membuka mata ia melihat sepasang kelopak mata jernih milik pemuda Jung yang kini menatap netra hazel miliknya.
Lisa gugup ditatap seperti itu oleh Jungkook."lo kenapa?"
"Mata Lo sama kaya dia"
Lisa mengernyit bingung."Mwo? Apa maksudnya?"
"A-ani, nggak apa apa. Cuman keinget seseorang yang udah lama nggak ketemu" sangat terlihat jika Jungkook gelisah saat ini. Namun Lisa yakin, ini bukan saatnya ia menanyakan lebih lanjut apa yang terjadi. Ia tidak ingin membuat Jungkook merasa tidak nyaman.
"udah sore...kita nepi aja yuk?" Saran Jungkook
"Hm, gw juga udah ngerasa dingin disini." Lisa mengusap telapak tangan nya yang mulai terasa dingin.
Jungkook pun segera mendayung kembali menepi.
..
.
Mereka beranjak pulang, karna hari sudah menunjukkan waktu malam. Setelah dari danau tadi mereka lapar alhasil mereka mencari restoran terdekat untuk mengganjal perut mereka.
Dan kinilah, duduk di motor milik Jungkook beserta jaket milik pemuda itu yang kini sudah terpakai rapi di tubuh Lisa meski kedodoran. Membelah kota yang sudah dingin ini Lisa khawatir, Jungkook hanya memakai kaos lengan tipis saat ini. Ia merasa tak enak.
"Jung, Lo beneran nggak kedinginan? Ini jaketnya Lo pake aja. Lo cuma pake kaos oblong doang anjir" Lisa berteriak di sebelah helm Jungkook. Maklum, di jalan jadi berisik.
"Hah?" Balas Jungkook berteriak karna tidak mendengar apa yang dikatakan Lisa.
"Ish...Lo. nggak. Kedinginan. Apa. Pake . Kaos .doang.!!jaketnya. Lo. Pakek. Aja." Lisa berteriak
"Nggak! Lo aja yang pake. Lo cewe, nggak boleh kedinginan. Lagian kalo Lo sakit ntar gw dijadiin pepes sama kak Jennie sama kak jisoo. Ngeri gw" Jungkook
Lisa mendengus.
Hingga sampailah mereka di depan rumah sakit tempat dirawat jisoo.
Lisa pun segera turun. Melepas jaket milik Jungkook lalu melemparnya kasar ke arah pemuda itu.
"Eh sianjir. Pelan pelan kek neng. Kek gojek gw lu lempar kek gitu" dumel Jungkook.
"Dih...Bodo. dah sana lu pergi." Lisa mengusir Jungkook.
"Kok gitu sih...jahat banget lu. Yodah!! Awas aje lu nyariin gw. Bye!!"
"Dihhh ngambekan. Btw makasih ya Jung udah nemenin gw seharian ini." Ucap Lisa tulus sebelum Jungkook pergi. Tanpa menunggu Jungkook membalas, lisapun berbalik dan berlari menuju ke rumah sakit.
.
.
Jungkook terdiam. Menatap Lamat punggung Lisa yang kian menjauh. Meremas kasar jaket yang kini ada di tangan nya.
"Maafin gw lis...maaf."
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go My Sister
Random[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] Bagaimana jika kamu punya saudara yg memiki penyakit? apakah kau akan menjaganya dan over protektif padanya. tapi dibalik semua itu kau akan tersingkirkan dan diabaikan. " mian.eonnie gagal.kembalilah eonnie tdk...