18. Tembok Penghalang

6.4K 653 20
                                    

Kini.....disini ia berdiri. Menikmati terpaan angin malam yg tiada henti. Ia pandang angkasa yg membentang luas menampakan sejuta bintang. Namun bukan nya menikmati....ia malah meratapi. Entahlah apa yg ia pikirkan. Namun sepertinya bukan hal yg mudah disepelekan.

" huftttt....." helaan nafas mulai terdengar

" aku tau....aku tau semuanya. Aku tau ....." ia tutup mata perlahan dan menikmata hembusan angin malam

" kalaupun aku mengalah...aku akan mengalah...demi kamu....apapun aku bakal lakuin...bahkan kehidupan dan kematian akan aku berikan kepadamu....aku mengalah....berbahagialah...aku akan melihat...bagaimana kebahagiaanmu di atas rasa sakitku.....berbahagialah....hanya itu yg bisa kuberikan" ia tersenyum kecut memandang liontin yg berada di lehernya

" ma....aq bakal bepatin janji aq...bukanya ini kemauan eomma? Aq bakal jagain mereka terus...relain kebahagiaan aku untuk mereka...dan sekarang...aku lakuin itu semua...eomma nggak usah khawatir. Sekarang.....aku hanya akan membahgiakan mereka...aku janji" ia pejamkan mata...namun sialnya cairan bening yg ia benci menetes kembali di kelopak matanya.

Setelah beberapa menit berdiri ia pun masuk ke dalam kamar nya...





Tak disangka....di sebelah kamar gadis itu...ada satu orang yg mendengar ssemuanya. Entahlah...menagapa saat ia mendengar suara lirih itu jantungnya terasa amat sakit

" apa yg kau katakan....apa yg kau ucapkan....aku tak mengerti...dan kenapa kau merelakan saat kau sendiri terluka...apa maksudmu...kunohon jangan lakukan apapun yg hanya akan meninggalkan bekas luka yg tak akan pernah sirna...kumohon..." lirih gadis bermata kucing itu

" lalu kenapa kau memberikan kebahagianmu kepada orang lain....aku tak ingin kau berbagi kebahagiaan namun tak dengan kepedihan hatimu...aku ingin merasakan kesedihanmu juga bukan hanya menikmati rasa manis yg kau berikan...seharusnya aku yg menjagamu...aku menjagamu layaknya kaca yg akan pecah saat aku tak berhati hati memegang nya...dan kau bukan beras yg akan ku genggam erat namun kau akan semakin lepas dari tanganku....kumohon berbahagialah....hanya itu yg kumau" lirih gadis itu lagi






Kini di batasan tembok antara kedua kamar gadis itu mereka sama sama mengucapkan kata yg tak akan pernah hilang dari kesaksian tembok penghalang itu.




" kumohon....jaga mereka...bahagiakan mereka....aku menyayanginya....mereka keluargaku" ucap mereka bersama sama

Don't Go My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang