34. Don't Worry (2)

3.5K 394 19
                                    

* Lisa POV

Andai ...

Andai saja seperti ini. Kurasa tak akan ada air mata yang menetes seperti dahulu.

Memandang senyum orang orang yang kusayang adalah hal terindah yang pernah kudapatkan.

Aku tau aku kurang bersyukur, tapi bisakah? Bisakah aku merasakan kebahagiaan ini untuk saat ini dan kedepannya? Aku ingin...

Entah dimana aku berada, namun saat membuka mata...aku sudah berada ditempat ini.

Tempat yang indah, dimana bisa kulihat banyak sekali bunga bunga bermekaran serta danau yang cukup luas dihadapan mataku.

Aku tak tau apa yang terjadi pada diriku.

Namun, sekali lagi...aku tidak takut.

Disini

Bersamaku, orang orang terkasih ku. Jisoo eonnie, eomma, dan appa.

Aku bersama mereka.

Tawa tak pernah terhenti untuk saat ini,

Aku bahagia.

Belum pernah aku melihat tawa ini yang terasa begitu lama hilang. Aku senang, bisa melihat nya sekali lagi walaupun seandainya ini untuk yang terakhir kali.

Dapat kulihat sosok appa yang sedang duduk dengan jisoo eonnie dipangkuan nya. Tentunya ditemani eomma.

Aku masih memandangi mereka. Hingga lambaian tangan eomma yang menyuruhku untuk mendekat membuat aku berlari ke arah mereka.


"Eomma..." Lirihku saat menatap dua buah mata hazel yang cantik yang kurasa kini menurun untukku.

" Hei, Ica nya eomma sudah besar eoh? Sekarang udah tambah cantik aja" senyum wanita yang masih terlihat muda itu

" Kenapa ninggalin Ica...Ica takut.." lirih Lisa

" Eomma tau Ica anak yang kuat...pernah bilang bukan kalau Ica pengen jagain oci sampe sembuh? Masa jagoan eomma cengeng gini sih?" Kekeh sang eomma melihat Lisa yang kini meneteskan air mata


Grebbb



" Lisa rindu...Lisa kangen. Lisa pengen sama eomma...Lisa kesepian. Bawa Lisa, eomma..." Lirih Lisa menangis sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher eomma nya

Sang eomma hanya terlihat diam. Ia tak tau harus berkata apa...yang ia lakukan hanya mengusap lembut punggung anak bungsunya itu yang terasa rapuh.

" Lisa-ya..."

" Anak eomma adalah yang terbaik. Dia kuat, dia bisa melalui ini semua. Eomma percaya sama Lisa... kalaupun nanti Lisa udah nggak kuat, nggak papa...eomma sama appa bakal nungguin Lisa disini." Bisik lirih sang eomma

" Tapi bukan untuk sekarang, ada banyak hal yang harus kamu lakuin sayang...maka dari itu kamu harus kembali. Jennie sama Rosie disana nunggu kamu.." lanjut sang eomma

" Ani...mereka nggak menginginkan Lisa eomma. Mereka membenci Lisa. Lisa disini saja. Bersama eomma.." lirih Lisa tambah memeluk erat sang eomma.

" Lisa-ya..." Merenggangkan pelukannya dengan sang bungsu, serta menagkup pipi sang anak adalah hal yang dirindukan oleh wanita itu. Menghapus jejak air mata sang anak, dan terakhir dikecupnya kedua mata Lisa yang kini sudah sembab.

" Lisa harus jagain eonnie-deul eoh? Cuma Lisa harapan eomma...nanti kalo Lisa disini siapa yang jagain mereka? Lagipula...jisoo eonnie belum bisa kembali sayang...ini waktunya Lisa kembali terlebih dahulu. " Ujar sang eomma

Lisa memandang ke arah sang appa dan eonnie nya... disambut senyum lembut sang appa
.

.

.

.

.

"Lisa-ya...."

Suara itu. Suara seseorang yang sangat ia kenal.

" Kau tidak boleh menyerah...kau sudah berjanji akan disisiku selalu. Aku tidak suka pada orang yang ingkar janji. Kau bukan orang yang seperti itu bukan lisa-ya...jeballl jangan pergi... jangan pergi kemana pun... entah sendiri maupun bersama jisoo eonnie. Berempat akan terasa lebih menyenangkan daripada berdua bukan? Jadi kumohon...jangan pergi. Kalian tidak boleh pergi meninggalkan aku dengan chaeng sendirian disini. Jeballl..."

Gemaan suara itu semakin terasa jelas dan mengulang ulang di telinga Lisa.

"Jennie eonnie sudah menunggu kamu sayang... kembalilah..." Senyum sang eomma. Meskipun begitu, Lisa masih dapat melihat ketidakrelaan dan rasa rindu yang besar.

Tersenyum lembut membalas senyum sang eomma Lisa pun berkata









" Please... Don't Worry eonnie."

Don't Go My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang