Part 6

9.4K 672 59
                                    

Happy Reading!!!!

🌱🌱🌱

"Kamu lagi ada masalah ya sama Vanilla?"

"Gak kok, bukan masalah yang penting juga."

"Kenapa kamu mau balik lagi sama aku kak? Padahal kamu sudah punya Vanilla, bahkan kalian sebentar lagi akan menikah."

"Hah... Aku gak bisa bohongin perasaan aku, Git. Kamu tau kan bagaimana dulu aku sangat mencintai kamu, saat kamu pergi aku begitu terpuruk dan hancur."

"Tapi aku ini sekarang kakak iparnya vanilla, calon istri kamu. Kalian dua tahun menjalani hubungan dan aku sangsi kamu gak ada perasaan sama dia."

"Dua tahun memang bukan waktu yang lama, tapi rasa cinta itu tidak ada. Hanya ada rasa sayang sebatas teman, aku sudah mencoba untuk membuat rasa itu menjadi cinta, tapi tidak bisa."

"Kamu gak mikir ya kalau sampai Vanilla tau hubungan kita di masa lalu? Dan bahkan kita sekarang saja bisa sampai berani menyatu seperti ini dibelakang dia."

"Kenapa kamu harus bahas ini? Ini masih pagi Gita, kamu menyesal dan mau pergi lagi dari aku?" Gita terkekeh sinis.

"Bohong kalau aku menyesal, tapi rasa bersalah itu ada, kak. Aku merasa jahat banget sekarang, aku mengambil perhatian kamu dan diri kamu dari Vanilla, bahkan aku mau saja kamu ajak tidur bareng. Tapi aku juga tidak bisa untuk membohongi perasaanku bukan?" Harri tersenyum dan mencium kilat bibir Gita.

"Jadi, masih mau membahas ini? Ayolah ini masih pagi, kenapa kita tidak meneruskan yang semalam?"

"Aku harus pulang, lagian kita juga harus kerja bukan?" Gita menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya dan mencoba bangun.

Tapi belum sempat dia bangun, Harri dengan cepat menarik tangannya dan membawa tubuh Gita kebawah kukungannya. Dia mencium bibir Gita dengan agresif, mendapatkan serangan seperti itu tentu saja Gita tidak bisa menolak dan mengalungkan tangannya keleher Harri.

Pagi itu mereka mengulangi lagi kesalahan yang sudah mereka perbuat semalam, tanpa tahu dibalik pintu ada sepasang mata yang memperhatikan mereka.

**********


Pagi ini niatnya Vanilla ingin mendatangi Harri dan membicarakan kembali masalah mereka, tetapi ternyata dia justru mendapatkan kejutan yang sungguh luar biasa.

Di dalam taksi Vanilla menangis, dia memejamkan matanya setiap kali dikepalanya terbayang hal yang dia saksikan tadi di apartemen Harri.

"Sudah sampai mbak." Suara supir taksi membuat Vanilla membuka matanya.

Dia mengusap air matanya dengan acak dan segera mengambil uang untuk membayar taksi.

"Makasih ya, pak." Dia segera keluar dan masuk ke dalam rumah.

Begitu sampai di dalam rumah, sudah terlihat Yuni sang Mama yang duduk di sofa memandangnya dengan tajam.

"Dari mana kamu? Masih ingat pulang setelah keluyuran gak tau kemana. Kamu tuh bisa gak sih gak bikin masalah dan membuat saya pusing? Saya capek setiap suami saya memarahi saya hanya karena kamu. Kamu tau, saya menyesal membawa kamu dulu, tahu begini saya biarkan saja kamu sama Papi kamu itu."

"Kalau begitu kenapa Mama membawa aku pergi? Aku juga gak minta bukan?"

"Ngejawab ya kamu. Kamu mau tahu kenapa saya bawa kamu pergi? Biar laki-laki itu tau bagaimana rasanya kehilangan, biar dia tahu kalau rasanya kehilangan orang yang paling kita sayangi dan cintai itu sangat menyakitkan. Karena itulah saya membawa kamu pergi, karena saya tahu kamu sangat berarti buat dia."

HAPPY ENDING?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang