Happy Reading!!!!
.
.
.
.
.
."Vaniiii! Sumpah lo cantik banget. Gua sampai pangling tau gak." Heboh Agatha. Vanilla tersenyum tipis dan menatap pantulan dirinya di kaca.
"Akhirnya ya hari ini datang juga buat lo, gue sebagai sahabat bersyukur banget lo bisa bertahan sampai tahap di mana akhirnya lo bisa mendapat kebahagiaan yang nyata."
"Stop lo gak boleh nangis. Nanti make up lo luntur gue kena marah sama tante Alina lagi. Hiks... Kenapa malah gue yang nangis sih ah." Vanilla tersenyum dan berdiri untuk menghampiri Agatha.
"Makasih ya, makasih banget karena kamu selalu nolongin aku, selalu ada buat aku dan menjadi yang paling depan buat ngelindungin aku. Kamu itu salah satu hal terindah dalam hidup aku, aku bersyukur Tuhan kasih aku saudara perempuan seperti kamu." Agatha memeluk Vanilla erat.
"Hiks kenapa lo malah buat gue makin nangis sih, kan harusnya lo yang nangis bukan gue." Vanilla tertawa kecil dan menepuk punggung Agatha pelan.
Vanilla melihat Morgan dan William Daddy nya yang berjalan masuk ke kamarnya.
"Sudah nangisnya tuh calon suami kamu kesini gak malu apa." Bisik Vanilla membuat Agatha melepas pelukannya dan menghapus air matanya.
"Cengeng." Ucap Morgan mengelus rambut Agatha yang sambut delikan mata oleh Agatha. Morgan tertawa kecil dan memilih melingkarkan tangannya di pinggang Agatha.
"Putri Papi cantik sekali. Hah... Papi masih belum percaya kalau Papi akan mengantarkan putri Papi ini ke altar, rasanya masih seperti mimpi." William mengelus pipi Vanilla pelan.
"Papi harap kamu bisa menjadi istri yang baik buat suami kamu nanti, semoga kehidupan keluarga kalian nanti selalu damai dan bahagia." Lanjutnya.
"I love you, Papi." Ujar Vanilla memegang tangan William yang ada di pipinya.
"I love you too princess. Sekarang kita siap-siap buat turun ya, Devian sudah nungguin kamu." William mengambil tangan Vanilla dan dia letakkan dilengannya. Vanilla mengambil nafas panjang dan dia hembuskan untuk mengurangi rasa gugupnya.
Di belakang Morgan dan Agatha masih berdiam diri tidak mengikuti William dan Vanilla. Morgan menarik tubuh Agatha hingga berada di depannya dan menatap Agatha tajam.
"Apa?" Ucap Agatha heran.
"Kenapa bajunya harus terbuka seperti ini? Gak ada baju lain memangnya." Ujar Morgan.
"Memangnya bajuku kenapa sih? Gak ada yang salah juga aneh kamu." Agatha meneliti bajunya yang dirasa tidak ada yang salah.
"Baju kamu itu belahan dadanya rendah Agatha, bahu kamu juga itu dan juga itu yang bawah menerawang kaki kamu jadi terlihat." Agatha memutar bola matanya kesal. Dari kemaren pria dihadapannya ini memang mempermasalahkan baju yang dia pilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY ENDING?
Short Story"Kamu bilang belum siap untuk menjadi seorang Ayah. Tapi dengan anak dari wanita itu kamu bisa dengan mudah menerimanya, bahkan kamu dengan tangan terbuka membiarkan dia memanggilmu Ayah. kenapa, Kak? kenapa harus dia? Apakah kalian ingin melihat ke...