Part 9

9.9K 725 26
                                    

Happy Reading

🌱🌱🌱

"Apa?"

"Papi akan segera ke Indonesia secepat mungkin, kamu tunggu dan jaga dia sampai Papi tiba."

"Why?" William menatap Alina dan memeluknya.

"Kamu tahu, dia akhirnya ketemu sayang. Morgan sudah menemukan Vanilla."

"Really?" William mengangguk yakin.

"Oh God finally. Congratulation baby, akhirnya kamu menemukan dia, akhirnya kita menemukan dia."

"Aku harus sesegera mungkin ke Indonesia, kamu mau ikut?"

"No, aku stay dirumah saja sama Yuri. Aku akan menunggu kalian membawa Vanilla kemari."

"Salam buat Yuri, aku tidak bisa mengganggu tidurnya nanti dia marah. Aku berangkat sekarang ya, Salim sudah menyiapkan heli untuk aku."

"Take care, selalu kabari aku."

"Pasti."

**********

"Bagaimana keadaannya dok?"

"Keadaannya baik-baik saja, dia hanya syok saja yang menyebabkan dia pingsan. Semuanya aman dan kandungannya juga aman."

"Kandungan? Maksudnya hamil?"

"Iya, kalau begitu saya permisi dulu. Kalian tenang saja tidak lama juga pasien akan sadar." Morgan terdiam mendengar perkataan dokter yang menyebut kalau Vanilla sedang hamil.

Morgan mengacak-acak rambutnya frustasi karena merasa sang kakak sedang dalam masalah yang cukup rumit.

"Tenang Morgan, kita akan tahu jika Vanilla sudah sadar dan om William tiba. Untuk sekarang jangan memikirkan yang tidak-tidak."

"Bagaimana aku tidak berfikiran yang tidak-tidak, kak Vanilla sedang hamil dan tidak ada seorangpun yang mendampingi. Siapa laki-laki yang sudah berani membuat kak Vanilla seperti ini? Kakak pasti tahu kan? Cepat beritahu aku, aku akan pastikan dia tidak bisa bernafas lagi."

"Morgan Lee diam! Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Saat ini fokus terhadap Vanilla, jangan memikirkan yang lain dulu."

Melihat reaksi Morgan yang seperti ini saja Devian sudah kewalahan, bagaimana jika om William tahu apa yang menimpa anak yang dia cari selama ini.

"Aku mau balik ke hotel dulu, ada yang harus aku selidiki apa sudah terjadi sama kak Vanilla. Tolong jaga kak Vanilla sebentar."

"Morgan, Morgan." Devian menghela nafas karena seruannya yang tidak didengar. Anak itu jika sudah emosi akan sulit untuk mengaturnya.

Devian mendekat kearah ranjang dimana Vanilla terbaring. Dia memperhatikan Vanilla dengan lekat.

"Aku senang akhirnya kamu bisa ketemu, itu artinya kamu akan berkumpul dengan Papi kamu. Tapi kenapa harus dengan keadaan seperti ini, Van. Entah bagaimana reaksi dari om William nanti jika mengetahui keadaan kamu yang sebenarnya."

HAPPY ENDING?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang