Part 15

11.6K 725 37
                                    

Happy Reading!!!!
.
.
.
.
.

"Sumpah kalau bukan karena tante Usy gue ogah buat datang ke acara ini, justru gue buat hancur kalau perlu." Gerutu Agatha memandang kedua mempelai yang sedang menyalami tamu.

Ya, saat ini Agatha sedang berada di acara resepsi pernikahan Harri dan Gita. Dia mendapat undangan khusus dari Usy Ibu Harri, karena itu dia hadir disini walau terpaksa.

Dengan balutan serba hitam, Agatha melangkahkan kakinya kearah raja dan ratu sehari itu, Harri dan Gita.

Dengan balutan serba hitam, Agatha melangkahkan kakinya kearah raja dan ratu sehari itu, Harri dan Gita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Well... Congratulation, Harri dan mbak Gita. Semoga bahagia ya, harus dong jangan sampai gak ya." Ucapnya sarkas dengan senyum palsu.

"Makasih, Agatha. Kamu-"

"Saya sendiri, memangnya siapa yang kalian cari?" Pancingnya sengaja.

Melihat wajah tegang Harri dan Gita menjadi kepuasan sendiri untuknya.

"Sorry gak bisa lama-lama, banyak urusan yang lebih penting. Tanta Usy selamat ya akhirnya punya menantu."

"Makasih sudah datang ya, Agatha."

"Kalau bukan karena tante juga saya ogah buat datang." Usy tersenyum tipis mendengar itu.

Karena tidak ingin berlama-lama, Agatha segera turun dari panggung dan berjalan keluar. Begitu sampai di luar, dia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.

"Gue sudah kasih hadiah lo, dan gue juga sudah datang walaupun sebenarnya males."

"..."

"Lo tau gak, gue lagi ngebayangin gimana reaksi mereka soal hadiah yang lo kasih. Sumpah baru ngebayangin saja gue sudah pengen ketawa."

"..."

"Bye... Jangan lupa kasih kabar terus ke gue, kalau ada waktu nanti gue ke Korea lagi."

Agatha membalikkan badannya dan melihat kearah pesta dengan tatapan benci. Jika tatapan mata bisa menghancurkan sesuatu, mungkin gedung ini sudah hancur karena tatapan penuh kebencian darinya.

"Kalian bisa berbahagia sekarang, tapi kalian juga harus ingat. Hukum karma itu ada, dan cepat atau lambat karma itu akan datang. Bahkan mungkin sedang berjalan kearah kalian."

*****

Vanilla meletakkan ponselnya segera setelah Agatha mengakhiri panggilan. Ya, dia sedang berbicara dengan Agatha tadi, dan menanyakan apakah rencana yang dia buat berjalan lancar.

Setelah berbicara dengan Alina, Vanilla seperti mendapat pencerahan bahwa dia tidak bisa selalu diam dan mengalah. Dia harus bisa bangkit dan membuktikan pada mereka semua, bahwa dia bisa berdiri tegak dan tidak terpuruk.

HAPPY ENDING?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang