Part 8

9.9K 714 25
                                    

Happy Reading!!!!

🌱🌱🌱

"Permisi, tuan. Saya ada kabar tentang perempuan yang tuan cari, dari laporan anak buah saya, mereka melihatnya sedang berada di Jogja."

"Jogja?"

"Iya, ternyata perempuan itu pindah dan menetap disana bersama seorang temannya. Makanya kita kesusahan mencari informasi dia disini."

"Terimakasih Leon. Terus awasi dan kabari saya apapun yang kamu ketahui."

"Pasti tuan. Saya permisi dulu, mari Pak Morgan."

"Apa maksudnya ini, kak?"

"Kita ke Jogja sekarang Morgan."

"Kakak harus jelaskan dulu sama aku, siapa perempuan itu? Apakah kak Vanilla?"

"Aku belum tahu pasti dia Vanilla atau bukan. Tetapi tidak ada salahnya bukan kita kesana dan mencari tahu."

"Kakak sudah mendapatkan informasi sebanyak ini tapi tidak memberitahu aku?"

"Aku akan jelaskan semuanya nanti. Jadi sekarang kamu mau ikut atau tidak?"

"Aku ikut. Aku akan pastikan dia kak Vanilla atau bukan." Morgan mengambil jasnya dan segera keluar dari ruangan.

Devian menyusul setelah mengambil ponsel dan sebuah foto yang ada di meja.

**********

"Gimana kata dokter?"

"Semuanya sehat, baby aku juga sehat gak ada yang bermasalah kok."

"Syukur deh. Sorry ya gue gak bisa nemenin lo periksa kandungan, padahal gue pengen lihat."

"Gak apa-apa kali, Tha. Bulan depan kan bisa, lagi pula kamu kan kerja tadi."

"Iya juga sih, oh ya mau makan apa buat makan malam? Gak ada yang lo pengenin gitu?"

"Aku lagi gak pengen apa-apa, terserah kamu saja mau masak apa. Asal jangan udang saja, bisa mual parah aku nanti."

"Tiga bulan usia kandungan lo, tapi lo gak ada ngidam atau apa loh, Nil. Biasanya kan trimester pertama itu mual dan ngidam."

"Kondisi kehamilan seseorang kan beda-beda, mungkin si baby tahu dan gak mau nyusahin Mami nya."

" kalau gitu gue ke depan dulu mau beli bahan buat masak, ada titipan gak, susu atau apa gitu?"

"Oh ya susu! Susu hamil aku tinggal dikit, tolong beliin ya."

"Siap." Vanilla duduk di sofa dan memandang hasil usg dari dokter.

Dia masih tidak menyangka akan menjadi seorang Ibu, keputusannya untuk tetap mempertahankan bayi ini tepat. Jika saja waktu itu dia menuruti kemauan Harri untuk menggugurkannya, mungkin dia akan menyesal seumur hidup.

"Tumbuh dengan sehat ya, sayang. Mami akan selalu menjaga dan menunggu kamu lahir." Ujarnya seraya mengelus lembut perutnya yang sudah mulai membuncit.

" Ujarnya seraya mengelus lembut perutnya yang sudah mulai membuncit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAPPY ENDING?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang