Part 12

9.5K 734 21
                                    

Happy Reading!!!!

🌱🌱🌱

"Morgan apa rencana kamu?" William bertanya pada anaknya.

"Bukankah salah satu anak perusahaan Papi yang ada di Indonesia bekerja sama dengan perusahaan Harri?" William mengangguk.

"Bagaimana kalau kita meminta mereka untuk menarik kerja samanya? Perusahaan Harri akan mengalami kerugian besar jika Adama group menarik investasinya."

"Kamu benar. Segera urus semuanya dan hubungan Hardian untuk menarik investasi secepatnya. Mereka harus diberi pelajaran." Morgan tersenyum miring mendengarnya.

Sebenarnya dia sudah lama ingin melakukan ini terhadap orang-orang yang sudah berani mengusik dan membuat Vanilla menderita. Tapi dia harus menunggu perintah dulu dari William sang Papi agar tidak mengambil tindakan yang sembrono.

Kehancuran orang-orang itu akan segera datang, dan dia tidak sabar melihatnya. Terutama untuk laki-laki brengsek yang sudah membuat Vanilla kakaknya hamil tapi tidak mau bertanggung jawab.

**********

"Apa?? Kok bisa mereka sampai menarik investasi mereka begitu saja?" Harri kaget mendengar berita yang disampaikan oleh sekretarisnya.

"Saya kurang tau, Pak. Tetapi alasan utama yang mereka berikan hanya mereka tidak mendapatkan keuntungan dari kerjasama ini. Makanya mereka menarik investasinya."

"Alasan macam itu. Hubungin perwakilan mereka dan atur pertemuan secepatnya."

"Baik, Pak." Harri menghempaskan tubuhnya di kursi dan melonggarkan dasinya.

Gita yang mendengar keributan pun masuk dan melihat calon suaminya sedang kacau.

"Ada apa, Mas?" Harri membuka matanya dan melihat Gita yang menatapnya khawatir.

"Adama group mereka tiba-tiba saja menarik investasinya dan membatalkan kerja sama dengan perusahaan, Git."

"Kok bisa? Perasaan selama ini gak masalah, kenapa tiba-tiba bisa seperti ini."

"Itu yang aku pikirkan. Ada masalah apa sampai mereka membatalkan kerja sama." Gita maju mendekat dan mengelus pundak Harri.

Tok... Tok...

"Masuk."

"Permisi, Pak. Saya sudah menghubungi pihak Adama group dan mereka setuju untuk bertemu. Nanti jam makan siang salah satu perwakilan mereka akan datang."

"Kamu boleh pergi, Daff. Nanti tolong beritahu saya lagi kalau mereka sudah sampai." Daffa mengangguk dan segera undur diri.

"Dengerin aku, Mas." Gita membawa wajah Harri menghadapnya.

"Kamu harus yakin kalau ini hanya masalah kecil yang bisa kamu atasi. Jika mereka memang menarik investasi mereka, jangan khawatir. Ada banyak perusahaan lain yang mau bekerja sama dengan perusahaan kita. Jadi aku harap kamu gak emosi dan malah membuat semuanya runyam."  Harri memejamkan matanya dan menarik Gita mendekat.

Dia melumat bibir Gita dengan rakus untuk meredam amarahnya. Gita sendiri menyambut ciuman itu dengan suka hati. Karena dia tau saat ini Harri sedang emosi.

HAPPY ENDING?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang