Bagian 7. Masalahku, Masalahmu

358 68 1
                                    

Kamis pukul 6 pagi.

Chenle saat ini sudah di kantor -tepatnya masih berada di kantor. Sudah terhitung tiga malam ia lembur untuk mengejar berkas duedilnya yang hilang ditelan malware, dan hanya pulang ke flat untuk mandi dan ganti baju.

Malam ketiga? Bukannya kemarin Chenle bilang harusnya bisa selesai lebih cepat karena pernah ia kerjakan sebelumnya?

Salahkan sifat perfeksionisnya yang malah merasa hasil kerjanya sebelumnya masih kurang bagus, sehingga banyak bagian yang ia ulang. Maka di sinilah pemuda itu berada, dengan kantung mata bagai panda, ditemani beberapa gelas kopi dan botol minuman berenergi yang sudah kosong.

Tiba-tiba handphonenya berdering, memperlihatkan nama kontak yang semalam sempat ia panggil, namun tidak menjawab.

Ji is calling

Senyuman tipis terbentuk di wajah pemuda yang kelelahan itu. Nama yang terpampang di layar handphonenya dapat dengan mudahnya menghangatkan hati budak korporat yang tidak terurus karena pikiran penuh pekerjaan itu. Ia lalu mengangkat panggilan tersebut, dan segera disambut suara pujaan hatinya yang terdengar agak panik.

"Lele? Maaf sayang aku langsung ketiduran pas sampe rumah semalem, ga denger telepon kamu"

Lucu sekali Jisung ini. Padahal Chenle tidak pernah sekali pun marah jika ia tidak mengangkat teleponnya, atau terlambat membalas pesannya. Begitu pun sebaliknya. Mereka sama-sama sibuk, dan saling mengerti akan itu

Namun, Jisung tetap saja kekasihnya yang selalu khawatir.

"Gapapa Ji. Lagian kamu sih, ngambil shift jaga orang banyak banget, tepar kan? Bantu orang tuh jangan lupa inget badan sendiri." ucap Chenle, sedikit mengomel. Walaupun seharusnya dirinya pun berkaca atas ucapannya sendiri.

Dan ya, Jisung bilang ke Chenle alasannya menambah jam jaga sebanyak itu karena membantu temannya. Tidak mungkin, kan, Jisung cerita kalau alasan sebenarnya adalah dirinya sedang butuh uang untuk rencana melamar Chenle dengan ekstravagan? Toh ia tidak sepenuhnya berbohong; memang Shotaro dan Sungchan butuh bantuan orang yang bisa mengisi shift jaga mereka.

"Hehe iya sayang, maaf ya?"

"Minta maaf sama diri sendiri sana... Oh iya Ji, udah dulu ya aku mau mandi siap-siap ke kantor, ada rapat hari ini"

Sebelas dua belas dengan belahan jiwanya, Chenle pun tidak cerita kepada Jisung tentang berkas pekerjannya yang harus diulang sehingga ia lembur tiga malam terakhir. Setelah Jisung curhat tentang shift jaganya yang sangat penuh untuk membantu temannya, Chenle tidak mau menambah khawatir kekasihnya dengan kisah buruk nasibnya di kantor.

"Ok sayang, lancar-lancar ya rapatnya, have a good day. See you Sabtu?"

"Yup, see you Sabtu, Ji. Bye bye"

"Bye sayang"

Chenle menutup panggilan itu dengan senyum yang terkembang lebar. Percakapan singkat itu membuatnya kembali bersemangat menyelesaikan pekan penuh tantangan ini, demi mencapai janji pertemuan mereka di akhir pekan.

Setelah sejenak membayangkan kencannya itu, Chenle segera kembali fokus menyelesaikan pekerjaannya. Satu jam penuh ia berkutat dengan finalisasi berkas tersebut, dan akhirnya rampung juga. Tidak ingin mengalami nasib buruk serupa, tak lupa ia menyimpan semua file final tersebut di beberapa tempat: laptop, satu harddisk eksternal, dan dua flashdisk.

One More Chance | Sungle/Chenji story ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang