Chapter 15

1.5K 249 2
                                    

"Aku tidak tahu perasaan ini hanyalah rasa kagum atau jatuh hati. Yang pastinya, aku benci jika ada yang menyentuh kamu."

~•~

Doyoung menyeringai saat melihat Taehyung yang menghantam pintu, lalu kembali menatap Jisoo yang ada di kunciannya.

"Cowok lo tuh, marah kayaknya." Doyoung tersenyum dan melihat Jisoo yang kebingungan.

Jisoo yang baru menyadari posisi ambigunya segera menginjak kaki Doyoung hingga Doyoung menjauh dan meringis kesakitan.

"Sakit Jis! Badan lo kecil tapi tenaga badak." sindir Doyoung dengan tawa kecilnya.

"Oh." Jisoo segera menjauh darisana dan melihat Taehyung melangkahkan kaki menjauh dan membiarkan pintu rooftop terbuka.

Jisoo gak mungkin ngejar kan? Taehyung dan Jisoo tidak ada hubungan apapun, untuk apa Jisoo memberi penjelasan. Bukankah begitu?

Jisoo melirik ke belakang dan mewanti-wanti Doyoung, "lo jauh-jauh dari gue. Jangan sampe gue liat lo."

Deep voice Jisoo terdengar tidak bersahabat, dan perkataan Jisoo serasa mencabik hati Doyoung. Jisoo adalah cinta pertamanya, orang bilang cinta pertama gak akan berhasil, tapi Doyoung gak percaya dan mau ngejer Jisoo lagi kayak dulu.

Sayangnya akan sangat sulit untuk mendapatkan hati Jisoo, jangankan hati melirik pun mustahil, perbuatan sepihak Doyoung yang menjauhi Jisoo dan pura-pura mencintai Joy adalah kesalahan dan penyesalan terbesar.

"Jis, i miss you." ucapnya sesaat setelah Jisoo pergi darisana, wajah sendu Doyoung yang teringat akan masa lalunya dengan Jisoo malah melukai hatinya. Salahkan Doyoung yang terlalu yakin akan keputusannya dulu.

~•~

Pelajaran olahraga akan dimulai sebentar lagi, Jisoo pergi ke ruang locker untuk mengambil seragamnya, ia terkejut setelah melihat seragamnya penuh cat dengan warna yang tercampur aduk.

Jisoo hanya menyimpan satu seragam olahraga di lockernya, jika seragam olahraga Jisoo satu-satunya bercampur noda, bagaimana bisa ia mengikuti pelajaran.

"Yahh, orang kaya kok seragamnya cuma ada 1? Jatuh miskin ya lo? Oh! Apa emang pura-pura kaya?" seorang siswi dengan nametag Yeri menyindir Jisoo lalu menyandar pada locker.

Jisoo membuang seragamnya ke lantai dan dengan sabarnya menjawab, "gue kaya banget, karena terlalu kaya, gue pake duit buat beli otak. Lo juga mending ngehamburin duit buat beli otak kayak gue. Gimana? Kasian tuh kepala kosong banget kayaknya. Eh lupa, punya otak tapi cuman pajangan ya."

Jisoo tersenyum dan menginjak-injak seragamnya yang sudah berubah warna seperti warna pelangi. Kalau guru tau Jisoo tidak ada seragam, pasti Jisoo dihukum. Sialan.

"Terserah, males ladenin lo!" Sana menjawab dan melambaikan tangannya, diikuti Ryujin dan Yeri yang keluar dari ruang locker.

"Dasar nenek lampir. Gak ada kerjaan lain selain ganggu gue apa? Kayak nyamuk, pengen gue tepok." oceh Jisoo pada dirinya sendiri.

Jisoo mengacak-acak rambutnya kesal dan pergi ke lapangan untuk melapor bahwa Jisoo tidak punya seragam lain. Ia memungut seragamnya sebagai bukti.

"Pak," panggil Jisoo dengan nada lembut.

"Loh Jis? Seragam kamu mana? Udah mau mulai jam olahraga loh." tanya si guru olahraga.

Love is Gone ; VSOO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang