Chapter 07

1.7K 327 24
                                    

"Tanggal 3"

~•~

Jisoo masuk ke mansion dengan santai, dan melepaskan sepatunya sembarangan, bahkan blazer sudah tergeletak di lantai, ia melemparkan tas ke sofa dan mendaratkan tubuhnya diatas sofa tersebut.

2 hari ini, ia tidak melihat ayahnya pulang ke rumah. Yah sudahlah, paling-paling bersama perempuan diluar sana. Jisoo sudah tidak peduli.

Manik mata Jisoo tertuju pada bingkai foto besar diatas perapian. Keluarga yang dulu bahagia, kini sudah hancur. Tidak ada lagi yang bisa ia pertahankan.

Setelah kejadian itu, bahkan foto-foto tersebut masih terpajang rapih. Bingkai kecil yang terletak diatas perapian pun tampak sangat bersih seperti tidak ada debu.

Jisoo mendekati perapian dan mengambil sebuah bingkai. Iya menggenggamnya dengan kuat. Matanya penuh dendam dan kemarahan. Cukup membuat hawa di sekitarnya dingin.

"Apa gunanya sih masih pajang ini?" Jisoo menjatuhkan bingkai tersebut lalu menginjaknya berkali-kali.

Ia bahkan menyapu seluruh bingkai kecil diatas perapian hingga semuanya berjatuhan.

"KIM JISOO!" suara lantang itu membuat Jisoo terkejut dan menoleh ke sumber suara.

"Papa?"

Kim Siwon mendekati putrinya dengan tergesa-gesa, lalu menampar pipinya dengan cukup kuat.

Plak!

Pipi Jisoo yang terasa panas itu mulai memerah, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Ia memegangi pipinya lalu tersenyum pilu.

"Papa bukannya benci sama mama? Jisoo bantu pa. Lagian kan, kita dari awal udah hancur. Buat apa papa simpan foto ini? BUAT APA!? BUAT NGINGETIN JISOO KALO MAMA NINGGALIN JISOO? JAWAB PA!" Amarah Jisoo mulai memuncak, emosinya terpancing. Ia benar-benar sudah muak.

"KIM JISOO!"

"Papa mau tampar aku lagi? Silahkan pa!" Jisoo menunjukkan pipinya, seakan menantang ayahnya, "Jisoo tau papa sayang sama mama, Jisoo juga. Tapi apa? Mama berani ninggalin Jisoo, ninggalin kita! KALAUPUN DIA BALIK, GAK AKAN AKU ANGGEP DIA SEDIKIT PUN!"

"Jisoo ada di depan papa, tapi papa gak peduli kan? Papa juga gak jauh lebih baik dari mama. Kalian sama aja! Jisoo gak butuh kuasa, gak butuh kekayaan yang papa kasih! Jisoo cuma mau setidaknya gak ada mama, papa bisa lebih ngertiin Jisoo, bukan main perempuan diluar sana!"

"Papa cuma peduli sama reputasi kan!? Papa bisa korbanin Jisoo kok. SEMUA YANG PAPA LAKUIN BUAT AKU ITU PALSU! Semuanya cuma buat reputasi." teriak Jisoo sembari menginjak seluruh bingkai yang berjatuhan itu.

"Papa?" panggil suara bariton dari pintu masuk. Seorang lelaki berperawakan tampan masuk ke mansion, mendekati Siwon dan Jisoo.

"Ini siapa lagi pa?" tanya Jisoo tidak sabaran, ia geleng-geleng kepala. Anak dari selingkuhan yang mana? Bahkan jika dilihat-lihat, umurnya lebih muda dari Jisoo. Ayahnya merawat seorang anak dari hasil perselingkuhan dalam waktu belasan tahun. Jisoo tepuk tangan paling kenceng buat Siwon.

"Haruto, sapa dia. Kakak kamu. Kim Jisoo." perintah Siwon.

Lelaki bernama Haruto itu mengangguk, "noona."

Love is Gone ; VSOO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang