Chapter 22

1.4K 247 47
                                    

"Kalau Jisoo gak ada..."

~•~
(⚠️) awas bosen, chapter kali ini panjang!

Mata Jisoo membulat sempurna mendengar penuturan Jennie. Tidak mungkin, bagaimana bisa Jisoo tega menabrak Jennie jika saat itu Jennie adalah sahabatnya.

Jisoo menatap dalam kedua mata Jennie yang berkaca-kaca, berusaha mencari kebohongan disana, namun Jisoo tidak menemukannya. Tangan Jisoo mengepal kuat, seraya menahan airmatanya menetes. Hati Jisoo sakit. Bagaimana bisa dirinya melukai Jennie, bahkan sampai jatuh koma?

"Lo bohong kan?" suara Jisoo terdengar gemetar, "lo.. ngomong gini ke gue supaya gue ngerasa bersalah dan ngejauhin Taehyung kan?"

Jennie terdiam, ia menunduk dalam, tangisannya sudah pecah. Tentu saja Jennie menyayangi Jisoo. Jisoo adalah sahabatnya saat itu. Ketika Jennie sedang membutuhkan bahu untuk bersandar Jisoo selalu ada disampingnya.

Sayang sekali, dendam yang tertanam di dalam hati Jennie menahan rasa sayang Jennie membuncah dari lubuk hatinya. Keinginannya untuk balas dendam saat ini jauh lebih besar. Kenyataan bahwa saat itu Jisoo menabraknya dan meninggalkannya.

Jennie mengingat semuanya dengan jelas sebelum akhirnya kesadarannya hilang. Jennie nyaris mati dan pada akhirnya koma untuk waktu yang cukup lama menghabiskan umur 17 tahunnya di rumah sakit sembari terbaring lemah.

"Buat apa gue bohong sama lo?" lirih Jennie dengan sesenggukan, "kalo lo dari awal gak ngelakuin itu ke gue, bahkan Taehyung bisa gue relain buat lo, semua yang gue punya gue relain buat lo, tapi apa yang lo lakuin?"

Jennie memberanikan diri membalas tatapan Jisoo, matanya tampak sayu, airmatanya terus mengalir. Jisoo tiba-tiba merasa dihantam batu besar. Sakit. bahkan untuk berdiri rasanya kaki Jisoo terlalu lemah.

"Gue gak masalah lo nabrak gue Jis, tapi saat kecelakaan itu terjadi, lo bahkan ninggalin gue di jalanan. Sahabat macam apa lo ini? Gue gak nyangka aja, dulu gue seneng punya sahabat kayak lo." Jennie menghela nafas kasar, dan menghapus jejak airmatanya.

"Sekarang lo udah tau semuanya kan? Silahkan gunain otak lo buat nginget kejadian itu. Dari saat itu, gue sama lo udah selesai." Jennie melepas gelang di tangan kanannya, dan membuangnya ke lantai, lalu menginjaknya berkali-kali.

"Itu gelang yang dulu pernah lo kasih. Sekarang gue balikin. Gue gak butuh lagi." pekik Jennie, lalu meninggalkan Jisoo berdiri mematung dengan mulut terbungkam rapat.

Jisoo tidak tau harus merespon bagaimana. Ia bahkan tidak ingat kejadian itu. Tidak mungkin Jisoo menabraknya begitu saja. Kecelakaan itu tabrak lari atau direncanakan? Kepala Jisoo penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang dirinya sendiri tidak bisa menjawabnya.

"Jennie!!!" Jisoo datang dari arah belakang dan mengejutkan Jennie dengan memeluknya.

"Ihh ngagetin gue aja lo!" Jennie mempoutkan bibirnya karena kesal, "gue nungguin lo seabad disini, lama banget sih nyampenya. Mall berapa langkah doang dari rumah!"

Jisoo terkekeh, "ngoceh mulu lo deh. Lebay seabad, padahal gue telat 10 menit doang."

Jisoo duduk di samping Jennie, keduanya berada di restoran ternama yang sering mereka kunjungi. Keduanya membawa hadiah di tangan masing-masing.

Love is Gone ; VSOO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang