Chapter 09

1.7K 287 42
                                    

Besok adalah hari ulang tahun Jisoo, dan Jisoo merasa tidak senang sama sekali. Mengingat cerita dari Rose yang mengatakan tentang tanggal sial, Jisoo sedikit tersinggung, tapi memang benar, setiap tanggal 3 pun Jisoo tidak pernah bahagia, bahkan di tanggal yang sama, seseorang yang paling Jisoo sayang, Jisoo jadikan panutan, meninggalkannya seorang diri. Ibunya.

"Lo sejak kapan satu sekolah sama gue?" Tukas Jisoo saat melihat Haruto— anak dari ayahnya dan seorang wanita berdarah Jepang ahh, Jisoo selalu menyebut Haruto sebagai anak haram ayahnya. Jahat memang tapi mau bagaimana, faktanya kan memang begitu. Gila bukan?

"3 hari yang lalu noona, hari ini langsung disuruh masuk sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"3 hari yang lalu noona, hari ini langsung disuruh masuk sekolah." Jawab Haruto dengan kekehan renyahnya

"Jangan panggil gue noona." Tegas Jisoo.

"Terus panggil apa?"

"Elah panggil Jisoo aja ribet, kak aja deh. Cepetan, nanti telat ke sekolah."

Haruto buru-buru memakai helm, lalu duduk di motornya dan menyalakan mesin, tidak lupa memberikan helm lainnya pada Jisoo. Jujur saja Jisoo gak ngerti cara naik moge, karena emang gak pernah naik, tapi gimana lagi.

"Lo mau belajar ngendarain moge —kak?" panggil Haruto ragu.

"Pengen belajar," Jisoo naik ke moge dan duduk sembari memegang jaket Haruto.

"Gue bisa ajarin, nanti malem mau ikut?" Jisoo heran kenapa adik tirinya ini sedaritadi mengajak Jisoo berbicara, dan bahkan apa? Mengajaknya pergi?

"Hah? Kemana?" sembari Jisoo berujar, Haruto menjalankan motor mogenya membelah jalanan komplek berisi rumah-rumah gedongan dan jalanan luas, serta gerbang masuk komplek yang menjulang tinggi bak gerbang istana itu.

"Gue tiap malem ikut balap kak," terlihat cengiran dari bibir Haruto. Adiknya ini ganteng juga kalau dilihat dengan seksama, ya setidaknya emosi Jisoo meredam ketika melihat visual bak artis Korea itu, mau sebenci apapun, Jisoo tidak bisa menolak pria tampan, walaupun sifatnya yang dikenal cuek, sinis, dan misterius, Jisoo masih menyukai pria tampan. Catat itu ya.

"Lo mau gue laporin papa?" Ancam Jisoo.

"Gue tau lo gak pernah akrab sama papa kak Jis." Lihat, Haruto bahkan sekarang berani speak up tentang hubungan ayahnya dan Jisoo yang tidak pernah akur, dan bahkan berbicara tidak formal dan sok akrab dengan embel-embel 'lo gue' dan 'kak'.

"Iyain deh." Jisoo malas berdebat dan akhirnya memilih diam mengamati sekeliling.

Jisoo mungkin berasal dari keluarga kaya, harta berlimpah, properti dimana-mana, perusahaan ayahnya yang sukses besar di bidang perbankan dan perabotan, pemilik dari beberapa club VIP ternama kelas atas, hotel bintang lima, restoran bahkan pengusaha di bidang travel, dan tinggal di perumahan khusus orang-orang yang berpengaruh besar dalam perekonomian ibukota.

Love is Gone ; VSOO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang