Chapter 16

1.5K 249 16
                                    

"Dulu, setiap detik adalah momen kebersamaan. Sekarang, setiap detik saat itu hanyalah memori."

~•~

"Chichi, aku suka kamu! Mau pacalan sama aku nda?" seorang anak lelaki berusia 5 tahun memberikan bunga mawar hitam pada anak perempuan bergaun kuning.

"Gak mau, kamu jelek!" Anak perempuan yang dipanggil Chichi itu mengambil setangkai mawar hitam tersebut lalu membuangnya dan menginjaknya.

"Chichi, itu bunga yang ditanam mama aku! Kenapa kamu injak?" anak lelaki dengan kemeja putih itu mempoutkan bibirnya laku duduk di rerumputan dengan kepala tertunduk.

Sesekali mengusap airmatanya, "eungg, masa sih aku jelek."

Anak lelaki yang terduduk itu menangis tersedu-sedu sampai akhirnya suara lembut itu memenuhi pendengarannya.

"Ini buat kamu. Kamu tuh laki-laki, ndak boleh nangis tau! Aku bilang kamu jelek bukan beneran jelek loh. Maksud aku, kamu bandel. Aku ndak mau sama anak bandel." Chichi datang dan memberikan sekuntum bunga tulip merah.

Anak laki-laki itu segera bangkit dan menghapus airmatanya, lalu tersenyum dan menerima bunga yang diberikan Chichi, "ini benelan buat aku?" tanya si anak berkemeja putih dengan alis terangkat.

"Iyaa, kamu tau arti bunga ini? Ini bunga tulip yang ditanam papa aku loh. Kata papa, bunga tulip itu cinta abadi, jadi aku kasih satu buat kamu hehe." Anak perempuan dengan surai hitam panjang itu tampak sangat cantik saat angin sepoi-sepoi menerpanya. Senyum berseri-seri, suara lembut.

"Chichi cantik!" puji si anak lelaki berkemeja putih.

~•~

Jisoo lagi-lagi terbangun di ruang UKS. Jisoo memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit pusing lalu mengambil gelas berisi air yang ada di meja sebelahnya.

Setelah menenggak habis isi gelas tersebut, Jisoo teringat akan mimpinya tadi. Ah, bukan mimpi. Serpihan dari ingatan masa lalu Jisoo. Ternyata mimpi dua orang anak kecil itu selama ini adalah dirinya dengan anak laki-laki itu.

"Kok gue jadi flashback sih." Jisoo menggelengkan kepalanya, "Jis, lo gak capek nyari anak kecil itu sampai sekarang?"

Yapp, benar. Jisoo selalu mencari anak laki-laki yang dulu menyatakan perasaan padanya di usia yang masih sangat muda, sekitar umur 5 tahun. Jisoo ingin bertemu dengannya dan membicarakan masa lalu dengannya.

Tidak dapat dipungkiri, ada secuil rasa suka yang tersisa di dalam lubuk hatinya. Jisoo merindukannya, tanpa tahu namanya, tempat tinggalnya. Jisoo pernah menyerah, tetapi gagal.

"Lupain dia. Itu semua 12 tahun yang lalu, gak mungkin lo bisa ketemu lagi sama dia. Lupain Jis, lupain!" Jisoo memejamkan matanya dengan paksa dan berusaha tidak mengingat sosok anak laki-laki itu.

Love is Gone ; VSOO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang