Chapter 24

1.7K 253 80
                                    

Setelah kejadian semalam, Jisoo banyak melamun dan bahkan tidak peduli dengan sekitarnya. Ketika ia sampai di sekolah pun, Jisoo hanya menatap kosong koridor yang dilewatinya. Wajahnya tampak lelah ditambah kedua matanya yang bengkak karena semalam menangis.

Jisoo bingung harus berbuat bagaimana lagi. Saat ia masuk ke kelas pun, hanya pandangan menjijikan yang dilemparkan padanya, dan itu membuat Jisoo benci. Jika bisa, ia ingin mencolok mata semua orang yang memandangnya begitu.

Jisoo pikir, rumor itu akan tenggelam dalam waktu sehari, namun ternyata salah. Rumor itu terus melenceng kemana-mana dan memperparah keadaan.

Jisoo duduk di kursinya dan disuguhi tulisan-tulisan jahat di mejanya. Kemarin Jisoo mati-matian menghapus coretan itu, sekarang Jisoo malas dan masa bodo dengan tulisan tersebut.

Brakh!

"Kim Jisoo." Rose dan Lisa masuk bersamaan ke kelas Jisoo setelah membanting pintu.

Lisa menarik paksa lengan Jisoo untuk berdiri dari duduknya. Karena tenaga Lisa lebih kuat, Jisoo akhirnya terpaksa berdiri dan menatap heran kedua temannya ini.

Baru saja Jisoo ingin bertanya, tamparan keras mendarat di pipi Jisoo. Tamparan itu berasal dari Rose yang saat ini menatap sinis Jisoo dari atas sampai bawah.

"Gue pikir lo sahabat yang baik Jis, tapi ternyata lo ngebodohin gue sama Lisa selama ini. Lo yang nabrak Jennie, tapi lo juga yang pura-pura gak tau pas kita ceritain Jennie ke lo. Lo gak mungkin lupa kan pas di taman. Dengan jelas gue kasih tau kenapa tanggal 3 itu sial di sekolah kita!" Bentak Rose.

"Gue udah gak percaya sama lo." Kalimat itu keluar dari bibir Lisa. Jisoo semakin menutup rapat bibirnya, diam-diam Jisoo menggigit bibir bawahnya dari dalam hingga berdarah.

"Anggep aja kita gak pernah deket." Rose keluar dari kelas diikuti Lisa, meninggalkan Jisoo diam seribu bahasa.

~•~

Jisoo ingin ke UKS untuk beristirahat beberapa menit, namun dalam perjalannya ke UKS, Jisoo dihadang oleh Ryujin, Sana, dan Yeri.

"Aduh kaget banget ada pembunuh disini!" pekik Yeri dengan tangan dikibas-kibaskan ke wajahnya seperti mengipas.

"Iya ih gasuka gelay!" tambah Yeri, tangan kanannya mendorong Jisoo denga satu telunjuknya.

"Dulu lo ngerasa berkuasa banget kan? Coba liat keadaan lo sekarang. Nama lo jelek sejelek-jeleknya. Mana sih bokap yang dulu lo bangga-banggain? Gabisa ngapa-ngapain ya? Kasian deh!" ejek Ryujin ditambah seringaian jahatnya.

"Gue mau ke UKS, misi." Jisoo berusaha pergi darisana, namun Ryujin menariknya dengan kuat membuat keseimbangan Jisoo hilang dan jatuh terduduk ke lantai.

Jisoo meringis memegangi telapak tangannya dan membalas tatapan Ryujin, seolah mengancamnya.

"Heh pembunuh! Gausah lo liatin gue gitu, gue tau gue cantik. Kenapa? Lo mau balas dendam? Sini ayok, gue jabanin deh!" tantang Ryujin.

Jisoo menyeringai, "iya gue pembunuh, lo gak takut gue bunuh lo sekarang juga? Mau di gudang atau di toilet?" tanya Jisoo.

Yeri, Sana, dan Ryujin hanya bisa diam. Jisoo segera berdiri dan berlari menjauhi ketiga curut itu. Kakinya berhenti didepan gudang. Jisoo mau ke UKS, malah larinya kesini.

Jisoo ingat saat pertama kali Taehyung menciumnya dan menyatakan perasaannya, bahkan mengatakan bahwa Taehyung adalah childhood sweetheart nya Jisoo. Semuanya seperti takdir, itu yang Jisoo pikirkan. Bertemu dan memiliki perasaan satu sama lain, tapi ternyata tidak seindah yang Jisoo bayangkan.

Love is Gone ; VSOO [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang